Bunuh Demonstran, Iran Kutuk Aksi Brutal Militer Israel
A
A
A
TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran mengutuk penembakan fatal terhadap 16 demonstran Gaza oleh pasukan Israel. Iran juga mengejek bahwa aksi brutal itu terjadi ketika orang Yahudi Israel bersiap untuk merayakan Paskah.
"Pada malam Paskah (dari semua hari), yang memperingati Tuhan yang membebaskan Nabi Musa dan rakyatnya dari tirani, tirani Zionis membunuh para pengunjuk rasa Palestina yang damai - yang tanahnya telah mereka curi - saat mereka berbaris untuk melarikan diri dari perbudakan apartheid mereka yang kejam dan tidak manusiawi. Memalukan," kata Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif seperti dikutip dari AFP, Minggu (1/4/2018).
Iran telah lama menjadi pendukung kelompok Islamis Hamas yang mengontrol Jalur Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghassemi, mengutuk aksi penembakan militer Israel. Ia menyebutnya sebagai pembantaian biadab sejumlah besar warga Palestina oleh pasukan bersenjata rezim Zionis.
Ia mengatakan Israel merasa dapat bertindak dengan impunitas karena dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan ikatan rahasia yang didirikan oleh beberapa pemimpin regional - sebuah referensi terhadap pemimpin de facto berusia 32 tahun Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman, musuh bebuyutan Iran.
"Sayangnya, dukungan tanpa syarat dari Trump dan pemerintahannya dan upaya memalukan dari beberapa pemimpin pemula yang bodoh untuk membangun hubungan rahasia yang memalukan dengan rezim ini telah membuat para pemimpin rezim Zionis lebih sombong," kata Ghassemi.
Pemerintah Trump telah berulang kali menyerukan aliansi melawan Iran antara Israel dan negara-negara Teluk Arab, yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Riyadh tidak membuat komentar publik meskipun awal bulan ini mengizinkan penerbangan komersial pertama menuju Israel melintasi wilayah udara, sebuah layanan penerbangan Air India antara New Delhi dan Tel Aviv.
Baca juga:
Pertama Kali di Dunia, Air India Lintasi Langit Saudi ke Israel
https://international.sindonews.com/read/1291989/43/pertama-kali-di-dunia-air-india-lintasi-langit-saudi-ke-israel-1521759647
Jumat adalah hari paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina sejak perang tahun 2014 di Gaza. Kepala PBB Antonio Guterres menyerukan "penyelidikan independen dan transparan" terhadap peristiwa tersebut.
Baca juga:
Sekjen PBB Serukan Penyelidikan Atas Bentrokan Mematikan di Gaza
https://international.sindonews.com/read/1294094/42/sekjen-pbb-serukan-penyelidikan-atas-bentrokan-mematikan-di-gaza-1522480060
Aksi unjuk rasa dilakukan oleh warga Palestina di sepanjang perbatasan Gaza-Israel. Mereka mendirikan kamp-kamp protes pada awal kampanye aksi yang akan dilakukan selama enam minggu.
Demonstrasi ini dalam rangka memperingati Hari Tanah, hari di mana ribuan warga Palestina diusir selama perang yang mengiringi terbentuknya negara Israel pada tahun 1948.
"Pada malam Paskah (dari semua hari), yang memperingati Tuhan yang membebaskan Nabi Musa dan rakyatnya dari tirani, tirani Zionis membunuh para pengunjuk rasa Palestina yang damai - yang tanahnya telah mereka curi - saat mereka berbaris untuk melarikan diri dari perbudakan apartheid mereka yang kejam dan tidak manusiawi. Memalukan," kata Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif seperti dikutip dari AFP, Minggu (1/4/2018).
Iran telah lama menjadi pendukung kelompok Islamis Hamas yang mengontrol Jalur Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghassemi, mengutuk aksi penembakan militer Israel. Ia menyebutnya sebagai pembantaian biadab sejumlah besar warga Palestina oleh pasukan bersenjata rezim Zionis.
Ia mengatakan Israel merasa dapat bertindak dengan impunitas karena dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan ikatan rahasia yang didirikan oleh beberapa pemimpin regional - sebuah referensi terhadap pemimpin de facto berusia 32 tahun Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman, musuh bebuyutan Iran.
"Sayangnya, dukungan tanpa syarat dari Trump dan pemerintahannya dan upaya memalukan dari beberapa pemimpin pemula yang bodoh untuk membangun hubungan rahasia yang memalukan dengan rezim ini telah membuat para pemimpin rezim Zionis lebih sombong," kata Ghassemi.
Pemerintah Trump telah berulang kali menyerukan aliansi melawan Iran antara Israel dan negara-negara Teluk Arab, yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Riyadh tidak membuat komentar publik meskipun awal bulan ini mengizinkan penerbangan komersial pertama menuju Israel melintasi wilayah udara, sebuah layanan penerbangan Air India antara New Delhi dan Tel Aviv.
Baca juga:
Pertama Kali di Dunia, Air India Lintasi Langit Saudi ke Israel
https://international.sindonews.com/read/1291989/43/pertama-kali-di-dunia-air-india-lintasi-langit-saudi-ke-israel-1521759647
Jumat adalah hari paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina sejak perang tahun 2014 di Gaza. Kepala PBB Antonio Guterres menyerukan "penyelidikan independen dan transparan" terhadap peristiwa tersebut.
Baca juga:
Sekjen PBB Serukan Penyelidikan Atas Bentrokan Mematikan di Gaza
https://international.sindonews.com/read/1294094/42/sekjen-pbb-serukan-penyelidikan-atas-bentrokan-mematikan-di-gaza-1522480060
Aksi unjuk rasa dilakukan oleh warga Palestina di sepanjang perbatasan Gaza-Israel. Mereka mendirikan kamp-kamp protes pada awal kampanye aksi yang akan dilakukan selama enam minggu.
Demonstrasi ini dalam rangka memperingati Hari Tanah, hari di mana ribuan warga Palestina diusir selama perang yang mengiringi terbentuknya negara Israel pada tahun 1948.
(ian)