Paus Ajak Pemimpin Dunia Kendalikan Ego
A
A
A
ROMA - Pemimpin Katolik Paus Fransiskus memulai hari Paskah dengan membasuh dan mencium kaki 12 narapidana selama ritual Kamis Putih di Roma, Italia, Jumat (30/3/2018). Sama seperti sebelumnya, tidak semua yang menjalani ritual beragama Kristen. Tiga dari narapidana tersebut dilaporkan beragama Islam dan Budha.
Ritual ini menjadi ritual Kamis Putih keenam bagi Paus Fransiskus yang terpilih dan diangkat sejak 2013 silam. Selama berkhutbah, Paus Fransiskus menyoroti terus terjadinya perang dan kekerasan di berbagai belahan dunia saat ini. Menurut Paus, seharusnya perang dapat dihindari jika para pemimpin di dunia melayani kepentingan masyarakat, bukan ego pribadi atau segelintir orang-orang tertentu.
Paus juga kembali buka suara mengenai hukuman mati. Pendeta Katolik asal Argentina tersebut mengatakan hukuman mati seharusnya dihapuskan karena bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan tidak memberikan solusi. Seruan ini selalu disampaikan Paus Fransiskus selama hari-hari besar. "Hukuman itu sama sekali tidak memberikan harapan, tidak manusiawi, dan tidak kristiani," imbuh Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio tersebut, Jumat (30/3/2018), dilansir media lokal Jerman Deutsche Welle.
Gereja Katolik Roma sudah mengambil sikap perlawanan terhadap hukuman mati sejak 1978. Namun, tradisi baru dan kritikan dari Paus Fransiskus sering dikritik balik oleh orang-orang Gereja, juga oleh orang-orang konservatif. Sebanyak 1,2 miliar anggota Gereja Katolik di Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penerapan hukuman mati untuk kasus-kasus ekstrem selama berabad-abad. Mereka menjaganya.
Sehari sebelumnya, Paus juga mengecam kelompok mafia Italia dan kelompok kriminal lainnya sebagai orang yang sudah mati hatinya. Mereka tidak dianggap lagi sebagai orang Katolik karena lebih mengikuti hawa nafsu dibanding ajaran kasih. Paus Fransiskus menyebutnya sebagai orang Kristen Katolik palsu. "Mereka berpura-pura seperti orang baik, padahal buruk. Orang-orang Kristen Katolik palsu ini akan berakhir dengan buruk pula," ujar Paus di hadapan ribuan jemaah di lapangan St Peter Vatikan, dilansir Telegraph.
Paus meminta agar mereka segera bertobat karena harta yang diperoleh tidak bisa dibawa ke alam akhirat. Dia juga mengajak semua umat Katolik berdoa bagi saudara lain yang menderita dan teraniaya. Menurut Paus, Trdiuum atau tiga hari suci merupakan pusat iman dan panggilan di dunia. Setiap umat Katolik, kata Paus Fransiskus, dipanggil untuk menghayati misteri wafat dan kebangkitan Yesus. "Ini adalah pusat iman dan harapan kami," katanya.
Perayaan ini juga diyakini akan memperbaharui pembaptisan. Umat Katolik kembali dalam kondisi baru karena penebusan Yesus pada masa lalu. Selama Jumat Agung yang digelar pada hari ini, Paus Fransiskus akan memimpin prosesi Via Crucis (Jalan Salib) di Colosseum Roma. Pada keesokan harinya, pria berusia 81 tahun tersebut akan memimpin ibadah Paskah. Adapun pada Minggu Paskah, dia akan meyampaikan pesan Urbi et Orbi (kepada kota dan dunia).
Kekhidmatan juga terpantau pada prosesi Jumat Agung di berbagai daerah di Indonesia. Di Sleman, ratusan umat Katolik mendatangi Gereja St Ignatius Temanggal, Purwomartani, Kalasan guna mengikuti perayaan ekaristi mengenang wafatnya Isa Al Masih, Jumat (30/3/2018).
Perayaan ekaristi yang dipimpin Romo Don Bosco tersebut mengambil tema mengasihi dengan kata dan perbuatan. Romo Don Bosco dalam homili mengajak umat untuk meneladani pengorbanan Yesus, terutama yang menyangkut dengan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam memberikan pertongan tanpa pamrih dan semua karena Allah sebagaimana apa yang Yesus telah lakukan. "Cinta dan kasih ini yang harus dikedepankan, " kata Don Bosco.
Di Gereka Katedral Jakarta, untuk mengatur jumlah jemaat yang akan mengikuti misa, pengelola memberlakukan sistem pendaftaran secara online. Diperkirakan ada 5.000 jemaat yang datang ke Katedral guna mengikuti Jumat Agung dan malam Paskah, Jumat (30/3/2018).
Ritual ini menjadi ritual Kamis Putih keenam bagi Paus Fransiskus yang terpilih dan diangkat sejak 2013 silam. Selama berkhutbah, Paus Fransiskus menyoroti terus terjadinya perang dan kekerasan di berbagai belahan dunia saat ini. Menurut Paus, seharusnya perang dapat dihindari jika para pemimpin di dunia melayani kepentingan masyarakat, bukan ego pribadi atau segelintir orang-orang tertentu.
Paus juga kembali buka suara mengenai hukuman mati. Pendeta Katolik asal Argentina tersebut mengatakan hukuman mati seharusnya dihapuskan karena bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan tidak memberikan solusi. Seruan ini selalu disampaikan Paus Fransiskus selama hari-hari besar. "Hukuman itu sama sekali tidak memberikan harapan, tidak manusiawi, dan tidak kristiani," imbuh Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio tersebut, Jumat (30/3/2018), dilansir media lokal Jerman Deutsche Welle.
Gereja Katolik Roma sudah mengambil sikap perlawanan terhadap hukuman mati sejak 1978. Namun, tradisi baru dan kritikan dari Paus Fransiskus sering dikritik balik oleh orang-orang Gereja, juga oleh orang-orang konservatif. Sebanyak 1,2 miliar anggota Gereja Katolik di Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penerapan hukuman mati untuk kasus-kasus ekstrem selama berabad-abad. Mereka menjaganya.
Sehari sebelumnya, Paus juga mengecam kelompok mafia Italia dan kelompok kriminal lainnya sebagai orang yang sudah mati hatinya. Mereka tidak dianggap lagi sebagai orang Katolik karena lebih mengikuti hawa nafsu dibanding ajaran kasih. Paus Fransiskus menyebutnya sebagai orang Kristen Katolik palsu. "Mereka berpura-pura seperti orang baik, padahal buruk. Orang-orang Kristen Katolik palsu ini akan berakhir dengan buruk pula," ujar Paus di hadapan ribuan jemaah di lapangan St Peter Vatikan, dilansir Telegraph.
Paus meminta agar mereka segera bertobat karena harta yang diperoleh tidak bisa dibawa ke alam akhirat. Dia juga mengajak semua umat Katolik berdoa bagi saudara lain yang menderita dan teraniaya. Menurut Paus, Trdiuum atau tiga hari suci merupakan pusat iman dan panggilan di dunia. Setiap umat Katolik, kata Paus Fransiskus, dipanggil untuk menghayati misteri wafat dan kebangkitan Yesus. "Ini adalah pusat iman dan harapan kami," katanya.
Perayaan ini juga diyakini akan memperbaharui pembaptisan. Umat Katolik kembali dalam kondisi baru karena penebusan Yesus pada masa lalu. Selama Jumat Agung yang digelar pada hari ini, Paus Fransiskus akan memimpin prosesi Via Crucis (Jalan Salib) di Colosseum Roma. Pada keesokan harinya, pria berusia 81 tahun tersebut akan memimpin ibadah Paskah. Adapun pada Minggu Paskah, dia akan meyampaikan pesan Urbi et Orbi (kepada kota dan dunia).
Kekhidmatan juga terpantau pada prosesi Jumat Agung di berbagai daerah di Indonesia. Di Sleman, ratusan umat Katolik mendatangi Gereja St Ignatius Temanggal, Purwomartani, Kalasan guna mengikuti perayaan ekaristi mengenang wafatnya Isa Al Masih, Jumat (30/3/2018).
Perayaan ekaristi yang dipimpin Romo Don Bosco tersebut mengambil tema mengasihi dengan kata dan perbuatan. Romo Don Bosco dalam homili mengajak umat untuk meneladani pengorbanan Yesus, terutama yang menyangkut dengan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam memberikan pertongan tanpa pamrih dan semua karena Allah sebagaimana apa yang Yesus telah lakukan. "Cinta dan kasih ini yang harus dikedepankan, " kata Don Bosco.
Di Gereka Katedral Jakarta, untuk mengatur jumlah jemaat yang akan mengikuti misa, pengelola memberlakukan sistem pendaftaran secara online. Diperkirakan ada 5.000 jemaat yang datang ke Katedral guna mengikuti Jumat Agung dan malam Paskah, Jumat (30/3/2018).
(amm)