Kapal Induk AS Lepas Jangkar di Vietnam, China Meradang

Kamis, 08 Maret 2018 - 16:09 WIB
Kapal Induk AS Lepas...
Kapal Induk AS Lepas Jangkar di Vietnam, China Meradang
A A A
BEIJING - China mengungkapkannya ketidaksenangannya terhadap keberadaan kapal induk Amerika Serikat (AS) di Vietnam. Untuk pertama kalinya sejak berakhirnya perang Vietnam pada tahun 1975, sebuah kapal induk AS bersandar di pelabuhan Vietnam.

"Kewaspadaan dan ketidaksenangan China tidak dapat dihindari, tapi kami tidak berpikir bahwa perjalanan USS Carl Vinson ke Vietnam dapat membangkitkan masalah di Laut China Selatan," tulis media milik Partai Komunis China, The Global Times, seperti disitir dari Sputnik, Kamis (8/3/2018).

The Global Times selama ini sering digunakan Partai Komunis China untuk mengekspresikan sikap tidak resmi pemerintah China.

Tulisan itu mengacu pada sengketa antara China dan Vietnam mengenai kepulauan Paracel dan Spratly di Laut China Selatan. Kedua negara bahkan sempat terlibat pertempuran atas pulau-pulau itu pada tahun 1988. Kedua negara sosialis itu pada akhirnya menyetujui resolusi damai mengenai perselisihan di masa depan pada bulan November 2017, namun perselisihan tersebut tetap tidak terselesaikan.

"Menambah pertukaran militer antara Washington dan Hanoi tidak akan menghasilkan alat khusus untuk menekan China. Tekanan lebih pada tingkat psikologis dan tidak akan berpengaruh jika China mengabaikannya," tukas Global.

USS Carl Vinson dan dua kapal pendamping berlabuh di pelabuhan Vietnam Da Nang pada awal pekan ini. Lengkap dengan 5.000 pelautnya, kapal ini akan berpartisipasi dalam pertukaran teknis dan pertandingan olahraga dengan militer Vietnam. Mereka juga akan ikut dalam pekerjaan kemanusiaan di panti asuhan dan sebuah pusat korban dari Agent Orange, sebuah senjata kimia yang terdiri dari herbisida karsinogenik yang disemprotkan ke lebih dari 12.000 mil persegi tanah Vietnam selama perang.

Baca Juga: Pertama Kali, Kapal Induk AS Sambangi Vietnam Sejak Perang Vietnam

Hanoi memperkirakan bahwa 3 juta orang Vietnam menderita efek kesehatan yang merugikan seperti hernia dan jari serta kaki ekstra setelah terpapar Agent Orange. Namun angka ini dibantah oleh pemerintah AS.

Pada bulan Januari, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengunjungi Vietnam dan berbicara mengenai hubungan yang menguat antara AS dan Vietnam.

"Kami menyadari bahwa hubungan tidak akan pernah tetap sama. Mereka menjadi lebih kuat atau mereka menjadi lemah dan Amerika menginginkan hubungan yang lebih kuat dengan Vietnam yang lebih kuat," kata Mattis kepada Menteri Pertahanan Nasional Ngo Xuan Lich pada saat itu.

Perang Vietnam meninggalkan antara 1 hingga 3 juta orang Vietnam tewas. Perang juga menimbulkan kerusakan yang tak terkatakan di negara Asia Tenggara itu. Ini secara alami menimbulkan bayangan panjang tentang hubungan kedua negara bahkan sampai empat dasawarsa setelah berakhirnya perang. Namun AS dan Vietnam telah menemukan kesamaan dalam beberapa dekade terakhir sebagai tanggapan terhadap China yang bangkit kembali.

Pada tahun 1979, China menyerang Vietnam sebagai pembalasan atas invasi Vietnam ke Kamboja dan penghancuran pemerintah diktator Polors yang didukung Beijing. Vietnam menanggapi serangan China, meskipun sebagian besar ibukota Hanoi hancur dan kedua negara terlibat dalam pertempuran perbatasan yang sering terjadi sampai tahun 1990.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9690 seconds (0.1#10.140)