China Klaim Sukses Uji Coba Sistem Anti Rudal
A
A
A
BEIJING - China telah berhasil melakukan uji coba sistem pencegat anti rudal. Demikian pernyataan Kementerian Pertahanan China, menggambarkan uji coba itu sebagai tindakan defensif dan tidak ditujukan ke negara manapun.
China telah meningkatkan penelitian terhadap berbagai jenis rudal, mulai dari yang dapat menghancurkan satelit di luar angkasa hingga rudal balistik nuklir yang canggih. Program ini sebagai bagian dari skema modernisasi ambisius yang diawasi oleh Presiden Xi Jinping.
Kementerian Pertahanan China mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa teknologi intercept anti-misil berbasis darat telah diuji pada hari Senin di perbatasan China.
"Tes tersebut mencapai tujuan yang diharapkan. Tes ini bersifat defensif dan tidak ditujukan ke negara manapun," kata kementerian tersebut seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/2/2018).
Meski begitu, pernyataan ini tidak memberikan rincian lainnya.
China telah memberikan sedikit rincian tentang program rudalnya sendiri, selain dari pernyataan singkat oleh Kementerian Pertahanan atau media pemerintah.
Pada tahun 2016, Kementerian Pertahanan mengkonfirmasi bahwa pihaknya terus mendesak dengan uji sistem anti-rudal setelah gambarnya muncul di televisi pemerintah.
Media pemerintah mengatakan China telah melakukan uji coba sistem anti-rudal sejak setidaknya 2010. China mengatakan bahwa teknologi tersebut dibutuhkan untuk pertahanan dan keamanan nasionalnya sendiri.
Sementara China, bersama dengan sekutunya Rusia, telah berulang kali menyatakan keberatannya terhadap penerapan sistem anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan (Korsel), Beijing belum menghentikan penelitian mengenai teknologi tersebut.
China dan Rusia juga mengadakan simulasi latihan anti-rudal, terakhir tahun lalu.
China khawatir sistem THAAD, dengan radar yang kuat, dapat melihat jauh ke wilayah China dan mengancam keamanannya. China juga mengatakan keberadaan sistem anti rudal THAAD tidak akan membantu mengurangi ketegangan dengan Korea Utara (Korut) atas program rudal dan nuklir Pyongyang.
Korsel dan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa penempatan THAAD hanyalah untuk mencegah serangan rudal Korut.
China telah meningkatkan penelitian terhadap berbagai jenis rudal, mulai dari yang dapat menghancurkan satelit di luar angkasa hingga rudal balistik nuklir yang canggih. Program ini sebagai bagian dari skema modernisasi ambisius yang diawasi oleh Presiden Xi Jinping.
Kementerian Pertahanan China mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa teknologi intercept anti-misil berbasis darat telah diuji pada hari Senin di perbatasan China.
"Tes tersebut mencapai tujuan yang diharapkan. Tes ini bersifat defensif dan tidak ditujukan ke negara manapun," kata kementerian tersebut seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/2/2018).
Meski begitu, pernyataan ini tidak memberikan rincian lainnya.
China telah memberikan sedikit rincian tentang program rudalnya sendiri, selain dari pernyataan singkat oleh Kementerian Pertahanan atau media pemerintah.
Pada tahun 2016, Kementerian Pertahanan mengkonfirmasi bahwa pihaknya terus mendesak dengan uji sistem anti-rudal setelah gambarnya muncul di televisi pemerintah.
Media pemerintah mengatakan China telah melakukan uji coba sistem anti-rudal sejak setidaknya 2010. China mengatakan bahwa teknologi tersebut dibutuhkan untuk pertahanan dan keamanan nasionalnya sendiri.
Sementara China, bersama dengan sekutunya Rusia, telah berulang kali menyatakan keberatannya terhadap penerapan sistem anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan (Korsel), Beijing belum menghentikan penelitian mengenai teknologi tersebut.
China dan Rusia juga mengadakan simulasi latihan anti-rudal, terakhir tahun lalu.
China khawatir sistem THAAD, dengan radar yang kuat, dapat melihat jauh ke wilayah China dan mengancam keamanannya. China juga mengatakan keberadaan sistem anti rudal THAAD tidak akan membantu mengurangi ketegangan dengan Korea Utara (Korut) atas program rudal dan nuklir Pyongyang.
Korsel dan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa penempatan THAAD hanyalah untuk mencegah serangan rudal Korut.
(ian)