Obrolan Politik Seru ala Pangeran Harry-Barack Obama
A
A
A
LONDON - Ada yang tidak biasa dalam program siaran BBC Radio 4 Today, Rabu (27/12/2017). Salah satu anggota kerajaan paling populer di dunia, Pangeran Harry, duduk mewawancarai Presiden Ke-44 Amerika Serikat Barack Obama. Sesi wawancara diselingi canda serta tawa, namun tetap mengangkat isu-isu hangat yang serius.
Tak hanya Obama, hadir juga sebagai "narasumber" ayah dari Pangeran Harry, Pangeran Charles. Dalam bincang-bincangnya dengan Obama, Pangeran Harry melontarkan berbagai macam pertanyaan. Termasuk perasaan Obama kala meninggalkan Gedung Putih, kesehariannya, dan serta rencananya di masa mendatang. Situasi politik terkini di AS juga tidak luput dari perbincangan, meski demikian nama Presiden AS Donald Trump tidak disinggung. Keduanya terlihat sangat akrab. Ini lantaran tunangan aktris AS, Meghan Markle, itu sudah lama mengenal Obama.
Diskusi tentang risiko penggunaan media sosial pun mengalir hangat. Isu ini menjadi yang paling menonjol dalam sesi wawancara. Penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab mendistorsi pemahaman masyarakat umum mengenai isu yang rumit. Adapun Pangeran Charles fokus pada pembahasan dampak perubahan iklim yang melanda beberapa kawasan di dunia.
Interviu itu direkam di Toronto, Kanada, September silam. Saat itu Pangeran Harry dan Obama sama-sama menonton Invictus Games, kompetisi olahraga untuk anggota dan veteran militer yang cedera. Dengan gaya humornya yang khas, Obama mengatakan sejak menyerahkan kepemimpinan AS kepada Trump dia memiliki banyak waktu luang.
"Saya bisa bangun lebih siang, banyak menghabiskan waktu dengan keluarga, dan menjalani kehidupan sehari-hari tanpa tekanan," papar Obama.
Tentu saja hal-hal tersebut tidak bisa dilakukan Obama ketika menjabat sebagai orang nomor satu di AS. Namun, jiwa patriotisme Obama masih tidak berubah. "Saya ingin memastikan AS dan dunia merupakan tempat yang layak untuk mencari ilmu bagi anak-anak dan tempat pekerja keras mendapat pekerjaan yang layak. Kita harus melestarikan planet bumi untuk generasi yang akan datang," kata Obama, dikutip The New York Times.
Saat ini, tanpa memegang jabatan pemerintahan, Obama mengaku hanya bisa mengandalkan persuasi, bukan lagi legislasi. Pangeran Harry dan Obama kemudian berdiskusi tentang peranan media sosial dalam kepemimpinan. Obama memperingatkan penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab oleh orang-orang yang memegang kekuasaan.
Dia juga mengungkapkan keprihatinan mengenai kaburnya batas antara fakta dan hoaks. Banyak orang yang "tenggelam" dalam informasi yang tak diverifikasi. "Salah satu bahaya internet adalah orang-orang dapat memiliki pendapat yang sama sekali berbeda. Solusi yang ditawarkan harus dilakukan tanpa menghilangkan perbedaan pandangan dan hak berpendapat, tapi juga tidak menciptakan perpecahan di tengah masyarakat global. Semuanya harus diselesaikan sesuai landasan bersama," imbuh pria berusia 56 tahun itu.
Obama mengaku tidak alergi terhadap kritikan masyarakat saat menjabat sebagai presiden. Sebaliknya Trump, sejak masa kampanye pada 2016 sering disebut sebagai "kulit tipis" karena mudah terprovokasi.
Pangeran Harry lalu bertanya, apa yang dirasakan Obama saat menyerahkan takhta kepemimpinan pada 20 Januari silam? "Hal pertama yang ada di pikiran saya adalah betapa beruntungnya saya memiliki istri seperti Michelle," kata Obama. "Kepuasan di dalam diri saya bercampur dengan keprihatinan mengenai bagaimana masa depan AS. Tapi secara keseluruhan, saya juga merasa ada ketenangan," tambahnya.
Pangeran Harry dan Obama memiliki kepentingan yang sama sejak bertemu di London tahun lalu. Mereka ingin bekerja sama dan memberdayakan generasi muda. "Bagaimana kita merealisasikannya?" tanya Pangeran Harry. "Kita harus dekat dengan orang yang tidak pernah kita temui dan selalu optimistis," jawab Obama.
Isu tunangan Pangeran Harry dan Meghan Markle tidak masuk dalam pembahasan karena baru diumumkan pada November. Media Inggris, The Sun, melaporkan pejabat senior Inggris menekan Pangeran Harry untuk tidak mengundang Obama. Sebab, hal itu dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap Trump. Saat ditanya oleh BBC kemarin, Pangeran Harry berkelit dari pertanyaan tersebut. Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya belum selesai membuat daftar tamu yang akan diundang dalam resepsi pernikahannya pada 19 Mei mendatang.
Tak hanya Obama, hadir juga sebagai "narasumber" ayah dari Pangeran Harry, Pangeran Charles. Dalam bincang-bincangnya dengan Obama, Pangeran Harry melontarkan berbagai macam pertanyaan. Termasuk perasaan Obama kala meninggalkan Gedung Putih, kesehariannya, dan serta rencananya di masa mendatang. Situasi politik terkini di AS juga tidak luput dari perbincangan, meski demikian nama Presiden AS Donald Trump tidak disinggung. Keduanya terlihat sangat akrab. Ini lantaran tunangan aktris AS, Meghan Markle, itu sudah lama mengenal Obama.
Diskusi tentang risiko penggunaan media sosial pun mengalir hangat. Isu ini menjadi yang paling menonjol dalam sesi wawancara. Penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab mendistorsi pemahaman masyarakat umum mengenai isu yang rumit. Adapun Pangeran Charles fokus pada pembahasan dampak perubahan iklim yang melanda beberapa kawasan di dunia.
Interviu itu direkam di Toronto, Kanada, September silam. Saat itu Pangeran Harry dan Obama sama-sama menonton Invictus Games, kompetisi olahraga untuk anggota dan veteran militer yang cedera. Dengan gaya humornya yang khas, Obama mengatakan sejak menyerahkan kepemimpinan AS kepada Trump dia memiliki banyak waktu luang.
"Saya bisa bangun lebih siang, banyak menghabiskan waktu dengan keluarga, dan menjalani kehidupan sehari-hari tanpa tekanan," papar Obama.
Tentu saja hal-hal tersebut tidak bisa dilakukan Obama ketika menjabat sebagai orang nomor satu di AS. Namun, jiwa patriotisme Obama masih tidak berubah. "Saya ingin memastikan AS dan dunia merupakan tempat yang layak untuk mencari ilmu bagi anak-anak dan tempat pekerja keras mendapat pekerjaan yang layak. Kita harus melestarikan planet bumi untuk generasi yang akan datang," kata Obama, dikutip The New York Times.
Saat ini, tanpa memegang jabatan pemerintahan, Obama mengaku hanya bisa mengandalkan persuasi, bukan lagi legislasi. Pangeran Harry dan Obama kemudian berdiskusi tentang peranan media sosial dalam kepemimpinan. Obama memperingatkan penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab oleh orang-orang yang memegang kekuasaan.
Dia juga mengungkapkan keprihatinan mengenai kaburnya batas antara fakta dan hoaks. Banyak orang yang "tenggelam" dalam informasi yang tak diverifikasi. "Salah satu bahaya internet adalah orang-orang dapat memiliki pendapat yang sama sekali berbeda. Solusi yang ditawarkan harus dilakukan tanpa menghilangkan perbedaan pandangan dan hak berpendapat, tapi juga tidak menciptakan perpecahan di tengah masyarakat global. Semuanya harus diselesaikan sesuai landasan bersama," imbuh pria berusia 56 tahun itu.
Obama mengaku tidak alergi terhadap kritikan masyarakat saat menjabat sebagai presiden. Sebaliknya Trump, sejak masa kampanye pada 2016 sering disebut sebagai "kulit tipis" karena mudah terprovokasi.
Pangeran Harry lalu bertanya, apa yang dirasakan Obama saat menyerahkan takhta kepemimpinan pada 20 Januari silam? "Hal pertama yang ada di pikiran saya adalah betapa beruntungnya saya memiliki istri seperti Michelle," kata Obama. "Kepuasan di dalam diri saya bercampur dengan keprihatinan mengenai bagaimana masa depan AS. Tapi secara keseluruhan, saya juga merasa ada ketenangan," tambahnya.
Pangeran Harry dan Obama memiliki kepentingan yang sama sejak bertemu di London tahun lalu. Mereka ingin bekerja sama dan memberdayakan generasi muda. "Bagaimana kita merealisasikannya?" tanya Pangeran Harry. "Kita harus dekat dengan orang yang tidak pernah kita temui dan selalu optimistis," jawab Obama.
Isu tunangan Pangeran Harry dan Meghan Markle tidak masuk dalam pembahasan karena baru diumumkan pada November. Media Inggris, The Sun, melaporkan pejabat senior Inggris menekan Pangeran Harry untuk tidak mengundang Obama. Sebab, hal itu dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap Trump. Saat ditanya oleh BBC kemarin, Pangeran Harry berkelit dari pertanyaan tersebut. Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya belum selesai membuat daftar tamu yang akan diundang dalam resepsi pernikahannya pada 19 Mei mendatang.
(amm)