Jadikan Teror Sinai Alasan Bangun Tembok Perbatasan, Trump Dicela
A
A
A
WASHINGTON - Seorang anggota Kongres dari Partai Republik, Filemon Vela, mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pasalnya, Trump menggunakan tragedi pembantaian di Sinai untuk terus mendorong pembangunan tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.
"Betapa idiotnya," cuit Vela seperti dikutip dari Huffington Post, Senin (27/11/2017).
Vela menanggapi pemberitaan Washington Post yang menganalisis saran Trump bahwa sebuah dinding perbatasan secara efektif akan menghentikan ekstremis Muslim memasuki AS.
Vela mempertanyakan apakah presiden "dengan bodohnya" percaya bahwa tembok semacam itu dapat mencegah serangan 11/9, serta gelombang penembakan massal yang melanda negara tersebut, termasuk yang di Las Vegas bulan lalu dan pada sebuah gereja di Texas awal bulan ini.
Trump menggunakan serangan terhadap sebuah masjdi di Sinai untuk menjajakan tembok perbatasan dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat. Ia melontarkannya sesaat setelah mengencam insiden yang menewaskan 300 lebih jemaah masjid Sufi di al-Rawdah, Sinai utara.
Sepanjang kampanye kepresidenan 2016 lalu, Trump menjanjikan pendukungnya "sebuah tembok besar yang indah" jika terpilih. Namun dalam waktu lebih dari 10 bulan sejak menjabat, Trump telah gagal membuat kemajuan yang signifikan.
Ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa teroris menyeberang ke AS menggunakan perbatasan barat daya. Hanya "segelintir" orang-orang yang memiliki ikatan dengan kelompok teroris Islam yang pernah tertangkap mencoba masuk AS dari sana, Washington Post melaporkan pada hari Sabtu.
Sebaliknya, pada kebanyakan kasus penembakan massal yang terjadi AS pelakunya adalah orang-orang bersenjata berkulit putih, seorang pria warga AS sendiri.
"Betapa idiotnya," cuit Vela seperti dikutip dari Huffington Post, Senin (27/11/2017).
Vela menanggapi pemberitaan Washington Post yang menganalisis saran Trump bahwa sebuah dinding perbatasan secara efektif akan menghentikan ekstremis Muslim memasuki AS.
Vela mempertanyakan apakah presiden "dengan bodohnya" percaya bahwa tembok semacam itu dapat mencegah serangan 11/9, serta gelombang penembakan massal yang melanda negara tersebut, termasuk yang di Las Vegas bulan lalu dan pada sebuah gereja di Texas awal bulan ini.
Trump menggunakan serangan terhadap sebuah masjdi di Sinai untuk menjajakan tembok perbatasan dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat. Ia melontarkannya sesaat setelah mengencam insiden yang menewaskan 300 lebih jemaah masjid Sufi di al-Rawdah, Sinai utara.
Sepanjang kampanye kepresidenan 2016 lalu, Trump menjanjikan pendukungnya "sebuah tembok besar yang indah" jika terpilih. Namun dalam waktu lebih dari 10 bulan sejak menjabat, Trump telah gagal membuat kemajuan yang signifikan.
Ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa teroris menyeberang ke AS menggunakan perbatasan barat daya. Hanya "segelintir" orang-orang yang memiliki ikatan dengan kelompok teroris Islam yang pernah tertangkap mencoba masuk AS dari sana, Washington Post melaporkan pada hari Sabtu.
Sebaliknya, pada kebanyakan kasus penembakan massal yang terjadi AS pelakunya adalah orang-orang bersenjata berkulit putih, seorang pria warga AS sendiri.
(ian)