Toto Riina, Bos dari Semua Bos Mafia Cosa Nostra Italia Tutup Usia
A
A
A
ROMA - Salvatore ”Toto” Riina, godfather mafia Cosa Nostra, di Sisilia, meninggal pada usia 87 tahun. Kematian sang bos dari semua bos mafia itu diyakini bukan akhir dari kelompok kriminal terkenal Italia tersebut.
Francesco Lo Voi, Hakim Agung di Ibu Kota Sisilia, Palermo, mengatakan bahwa kelompok Cosa Nostra tidak akan mungkin membiarkan hanya satu yang mempengaruhi nasib mereka.
Riina meninggal Kamis lalu di sebuah rumah sakit di Parma, utara Italia, di mana dia telah menjalani 26 hukuman seumur hidup untuk pembunuhan massal yang dilakukan antara 1969 dan 1992.
”Akhir dari Riina bukanlah akhir dari Cosa Nostra,” kata Lo Voi kepada Reuters, Sabtu (18/11/2017). ”Yang masih harus dipahami adalah apakah orang-orang Cosa Nostra akan mencari pengganti langsung atau struktur organisasi baru,” lanjut Lo Voi.
Mantan mafia, Gaspare Mutolo, 77, yang mengaku telah mencekik sekitar 20 orang, setuju dengan argumen hakim Lo Voi. Mutolo pernah menjadi saksi kunci untuk belasan kasus mafia.
Dia pernah berbagi sel penjara dengan Riina di tahun 1960-an. Dia bahkan sempat menjadi pengawal tepercaya sang godfather Cosa Nostra tersebut. Mutolo, yang masih memakai balaclava untuk menyembunyikan identitasnya dari kamera, merasa "kasihan" saat mendengar mantan teman dan rekan satu penjaranya itu telah meninggal.
”Dia adalah seorang teman, dia membantu saya, bahkan menyelamatkan hidup saya, saya melihatnya sedikit sebagai figur ayah,” kata Mutolo kepada wartawan di Roma.
Kematian Riina akan sedikit mengubah Sisilia. ”Palermo masih memiliki mafia,” ucap Mutolo.
Di Italia, kelompok mafia masih memeras para pemilik bisnis dan masih berusaha memenangkan kontrak publik yang menguntungkan melalui kesepakatan di “ruang belakang” dengan politisi korup dan birokrat. ”Saya tidak bisa membayangkan politik tanpa mafia,” kata Mutolo.
Tapi masa depan Cosa Nostra tanpa Riina, tidak bisa pasti. Kelompok ini memiliki pesaing yang dikenal dengan nama Ndrangheta. Kelompok Ndrangheta inilah yang telah merebut rute narkoba yang pernah dikuasai oleh Cosa Nostra.
”Cosa Nostra tidak sama dengan yang terjadi di tahun 1980-an,” kata Mutolo. "Calabresi (kelompok Ndrangheta) telah mengambil alih karena mereka lebih dipercaya.”
Francesco Lo Voi, Hakim Agung di Ibu Kota Sisilia, Palermo, mengatakan bahwa kelompok Cosa Nostra tidak akan mungkin membiarkan hanya satu yang mempengaruhi nasib mereka.
Riina meninggal Kamis lalu di sebuah rumah sakit di Parma, utara Italia, di mana dia telah menjalani 26 hukuman seumur hidup untuk pembunuhan massal yang dilakukan antara 1969 dan 1992.
”Akhir dari Riina bukanlah akhir dari Cosa Nostra,” kata Lo Voi kepada Reuters, Sabtu (18/11/2017). ”Yang masih harus dipahami adalah apakah orang-orang Cosa Nostra akan mencari pengganti langsung atau struktur organisasi baru,” lanjut Lo Voi.
Mantan mafia, Gaspare Mutolo, 77, yang mengaku telah mencekik sekitar 20 orang, setuju dengan argumen hakim Lo Voi. Mutolo pernah menjadi saksi kunci untuk belasan kasus mafia.
Dia pernah berbagi sel penjara dengan Riina di tahun 1960-an. Dia bahkan sempat menjadi pengawal tepercaya sang godfather Cosa Nostra tersebut. Mutolo, yang masih memakai balaclava untuk menyembunyikan identitasnya dari kamera, merasa "kasihan" saat mendengar mantan teman dan rekan satu penjaranya itu telah meninggal.
”Dia adalah seorang teman, dia membantu saya, bahkan menyelamatkan hidup saya, saya melihatnya sedikit sebagai figur ayah,” kata Mutolo kepada wartawan di Roma.
Kematian Riina akan sedikit mengubah Sisilia. ”Palermo masih memiliki mafia,” ucap Mutolo.
Di Italia, kelompok mafia masih memeras para pemilik bisnis dan masih berusaha memenangkan kontrak publik yang menguntungkan melalui kesepakatan di “ruang belakang” dengan politisi korup dan birokrat. ”Saya tidak bisa membayangkan politik tanpa mafia,” kata Mutolo.
Tapi masa depan Cosa Nostra tanpa Riina, tidak bisa pasti. Kelompok ini memiliki pesaing yang dikenal dengan nama Ndrangheta. Kelompok Ndrangheta inilah yang telah merebut rute narkoba yang pernah dikuasai oleh Cosa Nostra.
”Cosa Nostra tidak sama dengan yang terjadi di tahun 1980-an,” kata Mutolo. "Calabresi (kelompok Ndrangheta) telah mengambil alih karena mereka lebih dipercaya.”
(mas)