Pemimpin Israel dan Arab Sepakat Pasang Detektor Eletronik di Al-Aqsa
A
A
A
JERUSALEM - Menteri Luar Negeri Israel Gilad Erdan mengungkapkan bahwa detektor elektronik akan ditempatkan di gerbang Masjid Al-Aqsa. Penempatan detektor elektronik itu dilakukan setelah konsultasi dengan negara-negara Arab dan Islam.
Menteri tersebut mengatakan bahwa Israel secara langsung menghubungi beberapa negara dan melakukan kontak tidak langsung dengan pihak lain untuk konsultasi mengenai masalah ini.
Erdan tidak menyebutkan nama negara dimana Israel melakukan kontak, namun ucapannya bertepatan dengan laporan media tentang kesepahaman Israel-Saudi mengenai tindakan negara Zionis itu dan menempatkan detektor elektronik, mencatat bahwa Saudi memahami masalah keamanan Israel seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (21/7/2017).
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa Raja Saudi Salman telah meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menekan Israel guna membuka gerbang Masjid Al-Aqsa.
Surat kabar tersebut menunjukkan bahwa pemerintah AS setuju dan meminta Israel untuk membuka gerbang dan menerima bahwa tempat tersebut ditempatkan detektor elektronik. Haaretz juga melaporkan bahwa Yordania telah diberitahu tentang kontak ini.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji kepada AS bahwa negaranya tidak akan pernah mengubah status quo dengan menggunakan langkah-langkah keamanan baru di Masjid Al-Aqsa, situs berita Israel Wallah melaporkan.
Situs tersebut mengatakan bahwa Netanyahu telah mengundang pejabat Saudi untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa guna melihat lebih dekat langkah-langkah keamanan baru di sana. Saudi menerima undangan tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Mengenai tindakan baru tersebut, Israel meluncurkan sebuah kampanye media yang mempromosikan pentingnya menempatkan detektor elektronik. Kampanye itu juga menunjukkan langkah-langkah serupa yang dilakukan oleh negara-negara Islam di tempat-tempat suci yang banyak dikunjungi.
Dikatakan bahwa langkah-langkah baru tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan dan keamanan dari tindakan warga Palestina dan Muslim.
Erdan menekankan bahwa detektor elektronik tidak akan dilepas kecuali pemerintah Israel memutuskan sebaliknya.
Menteri tersebut mengatakan bahwa Israel secara langsung menghubungi beberapa negara dan melakukan kontak tidak langsung dengan pihak lain untuk konsultasi mengenai masalah ini.
Erdan tidak menyebutkan nama negara dimana Israel melakukan kontak, namun ucapannya bertepatan dengan laporan media tentang kesepahaman Israel-Saudi mengenai tindakan negara Zionis itu dan menempatkan detektor elektronik, mencatat bahwa Saudi memahami masalah keamanan Israel seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (21/7/2017).
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa Raja Saudi Salman telah meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menekan Israel guna membuka gerbang Masjid Al-Aqsa.
Surat kabar tersebut menunjukkan bahwa pemerintah AS setuju dan meminta Israel untuk membuka gerbang dan menerima bahwa tempat tersebut ditempatkan detektor elektronik. Haaretz juga melaporkan bahwa Yordania telah diberitahu tentang kontak ini.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji kepada AS bahwa negaranya tidak akan pernah mengubah status quo dengan menggunakan langkah-langkah keamanan baru di Masjid Al-Aqsa, situs berita Israel Wallah melaporkan.
Situs tersebut mengatakan bahwa Netanyahu telah mengundang pejabat Saudi untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa guna melihat lebih dekat langkah-langkah keamanan baru di sana. Saudi menerima undangan tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Mengenai tindakan baru tersebut, Israel meluncurkan sebuah kampanye media yang mempromosikan pentingnya menempatkan detektor elektronik. Kampanye itu juga menunjukkan langkah-langkah serupa yang dilakukan oleh negara-negara Islam di tempat-tempat suci yang banyak dikunjungi.
Dikatakan bahwa langkah-langkah baru tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan dan keamanan dari tindakan warga Palestina dan Muslim.
Erdan menekankan bahwa detektor elektronik tidak akan dilepas kecuali pemerintah Israel memutuskan sebaliknya.
(ian)