Dihadiri Keluarga Dekat, Jasad Penerima Nobel Liu Xiaobo Dikremasi
A
A
A
BEIJING - Jasad penerima Nobel dan pembangkang pemerintah China, Liu Xiaobo, dikremasi dalam sebuah upacara sederhana yang dihadiri oleh istri dan teman-temannya. Begitu laporan kantor berita Xinhua.
"Jasad Liu dikremasi sesuai dengan kehendak anggota keluarganya dan adat istiadat setempat di kota Shenyang di timur laut," bunyi laporan Xinhua mengutip peradilan setempat yang disitir Al Jazeera, Sabtu (15/7/2017).
Pemerintah kota Shenyang di China timur laut, tempat Liu dirawat, mengatakan bahwa kremasi tersebut terjadi dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh keluarga dan teman-teman.
Pejabat merilis foto yang menunjukkan istrinya, Xia, bersama saudara laki-lakinya, saudara laki-laki Liu Xiaobo dan teman-temannya di depan tubuh yang dikelilingi oleh bunga putih di rumah duka.
Istri dan anggota keluarga tahanan politik China yang paling terkenal lainnya telah dijaga ketat oleh pihak berwenang China dan sebagian besar tidak berhubungan dengan dunia luar.
Liu, seorang pembangkang terkemuka sejak demonstrasi pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen 1989, meninggal karena beberapa kegagalan organ pada hari Kamis kemarin. Ia meninggal karena tidak diizinkan keluar dari negara tersebut untuk mendapatkan perawatan kanker stadium akhir.
Baca Juga: Liu Xiaobo, Pemenang Nobel yang Dicap Pengkhianat China Meninggal
Bulan lalu, ketika sakitnya semakin parah, Liu dipindahkan dari penjara ke rumah sakit di kota Shenyang di timur laut untuk dirawat.
Liu (61) dipenjara selama 11 tahun di tahun 2009 karena menghasut tindakan subversif terhadap kekuasaan negara setelah dia membantu menulis sebuah petisi yang dikenal sebagai Piagam 08. Petisi tersebut menyerukan reformasi politik yang menyeluruh.
Partai Komunis yang berkuasa menganggap tulisan Liu subversif dan memenjarakannya empat kali.
Dia dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 2010 dan diwakili oleh sebuah kursi kosong pada upacara di Oslo.
Pemimpin Komite Nobel Norwegia, yang memberikan hadiah Nobel Perdamaian kepada Liu, mengatakan pemerintah China menanggung tanggung jawab berat atas kematiannya. Pemberian hadiah Nobel itu sendiri memicu kemarahan dari China.
"Kami merasa sangat terganggu bahwa Liu Xiaobo tidak dipindahkan ke fasilitas di mana dia dapat menerima perawatan medis yang memadai sebelum dia sakit parah," kata Berit Reiss-Andersen.
"Pemerintah China menanggung tanggung jawab berat atas kematiannya yang terlalu dini," katanya dalam sebuah pernyataan email.
"Jasad Liu dikremasi sesuai dengan kehendak anggota keluarganya dan adat istiadat setempat di kota Shenyang di timur laut," bunyi laporan Xinhua mengutip peradilan setempat yang disitir Al Jazeera, Sabtu (15/7/2017).
Pemerintah kota Shenyang di China timur laut, tempat Liu dirawat, mengatakan bahwa kremasi tersebut terjadi dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh keluarga dan teman-teman.
Pejabat merilis foto yang menunjukkan istrinya, Xia, bersama saudara laki-lakinya, saudara laki-laki Liu Xiaobo dan teman-temannya di depan tubuh yang dikelilingi oleh bunga putih di rumah duka.
Istri dan anggota keluarga tahanan politik China yang paling terkenal lainnya telah dijaga ketat oleh pihak berwenang China dan sebagian besar tidak berhubungan dengan dunia luar.
Liu, seorang pembangkang terkemuka sejak demonstrasi pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen 1989, meninggal karena beberapa kegagalan organ pada hari Kamis kemarin. Ia meninggal karena tidak diizinkan keluar dari negara tersebut untuk mendapatkan perawatan kanker stadium akhir.
Baca Juga: Liu Xiaobo, Pemenang Nobel yang Dicap Pengkhianat China Meninggal
Bulan lalu, ketika sakitnya semakin parah, Liu dipindahkan dari penjara ke rumah sakit di kota Shenyang di timur laut untuk dirawat.
Liu (61) dipenjara selama 11 tahun di tahun 2009 karena menghasut tindakan subversif terhadap kekuasaan negara setelah dia membantu menulis sebuah petisi yang dikenal sebagai Piagam 08. Petisi tersebut menyerukan reformasi politik yang menyeluruh.
Partai Komunis yang berkuasa menganggap tulisan Liu subversif dan memenjarakannya empat kali.
Dia dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 2010 dan diwakili oleh sebuah kursi kosong pada upacara di Oslo.
Pemimpin Komite Nobel Norwegia, yang memberikan hadiah Nobel Perdamaian kepada Liu, mengatakan pemerintah China menanggung tanggung jawab berat atas kematiannya. Pemberian hadiah Nobel itu sendiri memicu kemarahan dari China.
"Kami merasa sangat terganggu bahwa Liu Xiaobo tidak dipindahkan ke fasilitas di mana dia dapat menerima perawatan medis yang memadai sebelum dia sakit parah," kata Berit Reiss-Andersen.
"Pemerintah China menanggung tanggung jawab berat atas kematiannya yang terlalu dini," katanya dalam sebuah pernyataan email.
(ian)