Penembakan dan Penyanderaan Terjadi di Melbourne, 2 Tewas
A
A
A
MELBOURNE - Penembakan dan penyanderaan terjadi di Melbourne, Australia, semalam. Dua orang dinyatakan tewas, yakni pelaku serangan dan seorang pria lain.
Sedangkan seorang wanita yang disandera telah diselamatkan polisi. Penyelamatan sandera diwarnai baku tembak antara polisi dan pelaku serangan.
Pelaku ditembak mati oleh polisi Australia di lokasi penyanderaan di sebuah apartemen di Brighton, dekat Melbourne pada Senin petang. Pelaku ditembak mati setelah menembaki polisi sebelum pukul 18.00 waktu setempat.
Polisi Australia menyatakan kasus ini sebagai tindakan terorisme. Kesimpulan polisi muncul sesaat setelah kelompok Islamic State atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas drama penyanderaan ini.
”Kami memperlakukannya sebagai tindakan terorisme,” kata Komisaris Polisi Negara Bagian Victoria Graham Ashton, Selasa (6/6/2017).
”Kami yakin orang ini ada di sana dengan niat (terorisme) tersebut, walaupun kami tidak tahu apakah itu sesuatu yang direncanakan atau sesuatu yang spontan,” ujar Ashton.
Pihak berwenang mengidentifikasi penyerang bernama Yacqub Khayre, 29, pria kelahiran Somalia. Dia selama ini tinggal bersama ibunya di pinggiran Kota Melbourne. Polisi sekarang mencari rumah ibunya.
Menurut Ashton, Khayre pernah dipenjara tahun 2012 terkait kasus pencurian dan kekerasan. Namun dia mendapatkan pembebasan bersyarat.
Menurut laporan media Australia, Khayre juga dikenal oleh para pejabat kontra-terorisme karena keterlibatannya dalam sebuah rencana serangan teror tahun 2009 terhadap barak tentara di Sydney.
7 News yang berbasis di Melbourne melaporkan, pada awalnya seorang anggota staf kepolisian menerima telepon dari seorang pria bahwa ada penyanderaan dan penembakan. Identitas pelapor belum diketahui.
Pihak berwenang percaya bahwa pria bersenjata yang melakukan penyanderaan itu sebenarnya adalah penyewa pekerja seks yang memesan melalui agen pendamping. Sebelum menjadikan wanita pekerja seks itu sebagai sandera, Khayre membunuh seorang warga negara Australia kelahiran China.
Unit polisi bersenjata tiba di tempat kejadian setelah sandera perempuan, yang identitasnya belum dilepaskan, membuat panggilan darurat yang meminta pihak berwenang mengatasi situasi itu.
Sedangkan seorang wanita yang disandera telah diselamatkan polisi. Penyelamatan sandera diwarnai baku tembak antara polisi dan pelaku serangan.
Pelaku ditembak mati oleh polisi Australia di lokasi penyanderaan di sebuah apartemen di Brighton, dekat Melbourne pada Senin petang. Pelaku ditembak mati setelah menembaki polisi sebelum pukul 18.00 waktu setempat.
Polisi Australia menyatakan kasus ini sebagai tindakan terorisme. Kesimpulan polisi muncul sesaat setelah kelompok Islamic State atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas drama penyanderaan ini.
”Kami memperlakukannya sebagai tindakan terorisme,” kata Komisaris Polisi Negara Bagian Victoria Graham Ashton, Selasa (6/6/2017).
”Kami yakin orang ini ada di sana dengan niat (terorisme) tersebut, walaupun kami tidak tahu apakah itu sesuatu yang direncanakan atau sesuatu yang spontan,” ujar Ashton.
Pihak berwenang mengidentifikasi penyerang bernama Yacqub Khayre, 29, pria kelahiran Somalia. Dia selama ini tinggal bersama ibunya di pinggiran Kota Melbourne. Polisi sekarang mencari rumah ibunya.
Menurut Ashton, Khayre pernah dipenjara tahun 2012 terkait kasus pencurian dan kekerasan. Namun dia mendapatkan pembebasan bersyarat.
Menurut laporan media Australia, Khayre juga dikenal oleh para pejabat kontra-terorisme karena keterlibatannya dalam sebuah rencana serangan teror tahun 2009 terhadap barak tentara di Sydney.
7 News yang berbasis di Melbourne melaporkan, pada awalnya seorang anggota staf kepolisian menerima telepon dari seorang pria bahwa ada penyanderaan dan penembakan. Identitas pelapor belum diketahui.
Pihak berwenang percaya bahwa pria bersenjata yang melakukan penyanderaan itu sebenarnya adalah penyewa pekerja seks yang memesan melalui agen pendamping. Sebelum menjadikan wanita pekerja seks itu sebagai sandera, Khayre membunuh seorang warga negara Australia kelahiran China.
Unit polisi bersenjata tiba di tempat kejadian setelah sandera perempuan, yang identitasnya belum dilepaskan, membuat panggilan darurat yang meminta pihak berwenang mengatasi situasi itu.
(mas)