Di Hadapan Tillerson, Lavrov Minta AS Tak Lagi Serang Suriah
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meminta Amerika Serikat (AS) untuk tidak lagi melancarakan serangan rudal ke Suriah. Hal itu disampaikan Lavrov saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson di Moskow.
Dalam pertemuan tersebut, Lavrov menyatakan, serangan rudal yang dilakukan AS pekan lalu adalah sesuatu yang melanggar hukum internasional, dan dia berharap AS membatalkan rencana untuk melakukan serangan lanjutan.
"Sangat penting untuk mencegah resiko besar dari tindakan semacam itu di masa depan. Itu adalah tindakan yang melanggar hukum internasional," ucap Lavrov, seperti dilansir Russia Today pada Rabu (12/4).
Terkait pertemuan dengan Tillerson sendiri, Lavrov menuturkan itu adalah pertemuan yang sangat penting. Pertemuan tersebut, lanjut Lavrov, diharapkan bisa memperkuat kerjasama AS dan Rusia dalam melawan teroris di Suriah.
"Pertemuan ini memberikan kesempatan, dimana Presiden (Vladimir) Putin dan Presiden (Donald) Trump telah setuju, untuk terus terang dan jujur mencoba memperjelas prospek kerjasama kami pada semua masalah dan pertama-tama pembentukan koalisi untuk melawan teroris," ungkapnya.
Sementara itu, pada glirannya Tillerson mengatakan, dia berharap akan adanya pertkuran pandangan terbuka dan jujur untuk lebih mendefinisikan hubungan antara Moskow dan Washington.
Dalam pertemuan tersebut, Lavrov menyatakan, serangan rudal yang dilakukan AS pekan lalu adalah sesuatu yang melanggar hukum internasional, dan dia berharap AS membatalkan rencana untuk melakukan serangan lanjutan.
"Sangat penting untuk mencegah resiko besar dari tindakan semacam itu di masa depan. Itu adalah tindakan yang melanggar hukum internasional," ucap Lavrov, seperti dilansir Russia Today pada Rabu (12/4).
Terkait pertemuan dengan Tillerson sendiri, Lavrov menuturkan itu adalah pertemuan yang sangat penting. Pertemuan tersebut, lanjut Lavrov, diharapkan bisa memperkuat kerjasama AS dan Rusia dalam melawan teroris di Suriah.
"Pertemuan ini memberikan kesempatan, dimana Presiden (Vladimir) Putin dan Presiden (Donald) Trump telah setuju, untuk terus terang dan jujur mencoba memperjelas prospek kerjasama kami pada semua masalah dan pertama-tama pembentukan koalisi untuk melawan teroris," ungkapnya.
Sementara itu, pada glirannya Tillerson mengatakan, dia berharap akan adanya pertkuran pandangan terbuka dan jujur untuk lebih mendefinisikan hubungan antara Moskow dan Washington.
(esn)