Tuduhan Teroris St Petersburg Keliru, Pria Muslim Ini Terlanjur Dipecat Bosnya
A
A
A
ST PETERSBURG - Nasib pria Muslim Rusia bernama Ilyas Nikitin telah berubah drastis, termasuk dipecat dari pekerjaannya setelah dituduh sebagai teroris yang melakukan pengeboman di St Petersburg. Dia tidak bisa berbuat banyak meski tuduhan itu ternyata keliru.
Sebelum dipecat bosnya karena label “teroris” yang tak benar, pria berjanggut ini bekerja sebagai sopir truk. Dia sebelumnya diperiksa tiga kali oleh polisi dengan status tersangka teroris hanya karena dia tampak di rekaman CCTV saat ledakan bom terjadi di kereta bawah tanah stasiun metro di St Petersburg, 3 April lalu.
Tersangka yang sebenarnya menurut otoritas Rusia adalah Akbarzhon Jalilov, pria Rusia kelahiran Kyrgyztan. Serangan bom itu menewaskan 14 orang dan menyebabkan puluhan orang lainnya terluka.
Nikitin mengeluh telah kehilangan pekerjaan gara-gara tuduhan yang keliru. Selain itu, dia juga dijauhi orang-orang yang terbang dengan pesawat yang sama saat pulang ke kampung halamannya di Orenburg.
Sejak gambar dan namanya muncul di media-media Rusia dengan status “tersangka teroris”, Nikitin pada Rabu (5/4/2017) menerima pemberitahuan dari bosnya bahwa dia telah dipecat sebagai sopir truk. Sang bos mengklaim pemecatannya atas permintaan penyidik.
Pria Muslim ini juga menyesalkan tindakan wartawan yang terburu-buru menyimpulkan dirinya sebagai tersangka teroris.
”Wartawan—yang baru saja menyebut saya seorang teroris—telah memburu saya, keluarga saya, dan teman-teman saya. Akibatnya, sekarang saya bahkan tidak bisa berada di pesawat terbang,” keluh Nikitin.
”Saya mohon, tolong berhenti mengejar saya. Biarkan saya hidup dalam damai,” ujarnya, seperti dikutip dari IB Times, Jumat (7/4/2017).
Sebelum dipecat bosnya karena label “teroris” yang tak benar, pria berjanggut ini bekerja sebagai sopir truk. Dia sebelumnya diperiksa tiga kali oleh polisi dengan status tersangka teroris hanya karena dia tampak di rekaman CCTV saat ledakan bom terjadi di kereta bawah tanah stasiun metro di St Petersburg, 3 April lalu.
Tersangka yang sebenarnya menurut otoritas Rusia adalah Akbarzhon Jalilov, pria Rusia kelahiran Kyrgyztan. Serangan bom itu menewaskan 14 orang dan menyebabkan puluhan orang lainnya terluka.
Nikitin mengeluh telah kehilangan pekerjaan gara-gara tuduhan yang keliru. Selain itu, dia juga dijauhi orang-orang yang terbang dengan pesawat yang sama saat pulang ke kampung halamannya di Orenburg.
Sejak gambar dan namanya muncul di media-media Rusia dengan status “tersangka teroris”, Nikitin pada Rabu (5/4/2017) menerima pemberitahuan dari bosnya bahwa dia telah dipecat sebagai sopir truk. Sang bos mengklaim pemecatannya atas permintaan penyidik.
Pria Muslim ini juga menyesalkan tindakan wartawan yang terburu-buru menyimpulkan dirinya sebagai tersangka teroris.
”Wartawan—yang baru saja menyebut saya seorang teroris—telah memburu saya, keluarga saya, dan teman-teman saya. Akibatnya, sekarang saya bahkan tidak bisa berada di pesawat terbang,” keluh Nikitin.
”Saya mohon, tolong berhenti mengejar saya. Biarkan saya hidup dalam damai,” ujarnya, seperti dikutip dari IB Times, Jumat (7/4/2017).
(mas)