Bikin Marah Kim Jong-un, Lima Pejabat Korut Dieksekusi
A
A
A
SEOUL - Rezim Pyongyang mengeksekusi lima pejabat keamanan senior karena membuat laporan palsu yang membuat diktator Korea Utara (Korut) marah. Kelima pejabat Korut itu dilaporkan dieksekusi dengan senjata anti-pesawat.
Laporan eksekusi itu bersumber dari Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan (Korsel) yang dilansir kantor berita Yonhap, semalam (27/2/2017). NIS mengungkap laporan itu dalam briefing dengan anggota parlemen Korsel.
Belum jelas laporan palsu apa yang membuat Kim Jong-un marah. Namun, NIS menduga laporan palsu tidak terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam, 46—kakak tiri Kim Jong-un—di Kuala Lumpur International Airport (KLIA)2, Malaysia, dua pekan lalu.
Anggota parlemen Korsel Lee Cheol Woo mengatakan para pejabat, bahwa mantan Kepala Keamanan Negara Korut Kim Won Hong adalah salah satu pejabat yang dieksekusi dengan senjata anti-pesawat. Kim Won Hong dipecat pada bulan Januari lalu atas tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Menurut Lee, eksekusi tembak terhadap Kim Won Hong terkait dengan laporan palsu, yang membuat marah Kim Jong-un.
Laporan perihal eksekusi lima pejabat senior Korut itu muncul bersamaan dengan tuduhan dari agen mata-mata Korsel bahwa rezim Pyongyang berada di balik pembunuhan Kim Jong-nam.
NIS memaparkan kepada anggota parlemen Korut bahwa empat dari delapan tersangka dalam pembunuhan Kim Jong-nam bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara Korut. Dua lainnya dipekerjakan oleh Kementerian Luar Negeri Korut.
Kim Jong-nam meninggal 20 menit setelah dipulas wajahnya dengan racun VX bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu. Salah satu dari tiga tersangka yang telah ditahan Kepolisian Diraja Malaysia adalah Siti Aisyah, 25, wanita asal Serang, Indonesia.
Ketika ditemui KBRI Kuala Lumpur, Siti mengaku diberi cairan sejenis “baby oil” oleh seseorang untuk adegan lelucon mirip “For Laugh Gags” dengan target Kim Jong-nam. Siti tidak tahu jika adegan itu untuk membunuh seseorang. Dia juga tidak tahu bahwa korbannya adalah kakak tiri diktator Korut.
Laporan eksekusi itu bersumber dari Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan (Korsel) yang dilansir kantor berita Yonhap, semalam (27/2/2017). NIS mengungkap laporan itu dalam briefing dengan anggota parlemen Korsel.
Belum jelas laporan palsu apa yang membuat Kim Jong-un marah. Namun, NIS menduga laporan palsu tidak terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam, 46—kakak tiri Kim Jong-un—di Kuala Lumpur International Airport (KLIA)2, Malaysia, dua pekan lalu.
Anggota parlemen Korsel Lee Cheol Woo mengatakan para pejabat, bahwa mantan Kepala Keamanan Negara Korut Kim Won Hong adalah salah satu pejabat yang dieksekusi dengan senjata anti-pesawat. Kim Won Hong dipecat pada bulan Januari lalu atas tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Menurut Lee, eksekusi tembak terhadap Kim Won Hong terkait dengan laporan palsu, yang membuat marah Kim Jong-un.
Laporan perihal eksekusi lima pejabat senior Korut itu muncul bersamaan dengan tuduhan dari agen mata-mata Korsel bahwa rezim Pyongyang berada di balik pembunuhan Kim Jong-nam.
NIS memaparkan kepada anggota parlemen Korut bahwa empat dari delapan tersangka dalam pembunuhan Kim Jong-nam bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara Korut. Dua lainnya dipekerjakan oleh Kementerian Luar Negeri Korut.
Kim Jong-nam meninggal 20 menit setelah dipulas wajahnya dengan racun VX bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu. Salah satu dari tiga tersangka yang telah ditahan Kepolisian Diraja Malaysia adalah Siti Aisyah, 25, wanita asal Serang, Indonesia.
Ketika ditemui KBRI Kuala Lumpur, Siti mengaku diberi cairan sejenis “baby oil” oleh seseorang untuk adegan lelucon mirip “For Laugh Gags” dengan target Kim Jong-nam. Siti tidak tahu jika adegan itu untuk membunuh seseorang. Dia juga tidak tahu bahwa korbannya adalah kakak tiri diktator Korut.
(mas)