Bahas Palestina, Raja Yordania dan Presiden Mesir Bertemu
A
A
A
KAIRO - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullan II dilaporkan telah melakukan pertemuan di Kairo. Keduanya bertemu untuk membahas masalah Palestina, dan sejumlah isu lain di kawasan Timur Tengah.
Melansir Egyptindenpendent pada Rabu (22/2), keduanya membahas upaya untuk mendorong proses perdamaian di Timur Tengah, serta koordinasi bersama untuk memisahkan Israel dan Palestina, serta mendirikan negara Palestina di perbatasan Yordania.
Beberapa isu regional juga dibahas dalam pertemuan tersebut, salah satunya adalah mengenai krisis Suriah. Sisi dan Raja Abdullah menekankan perlunya gencatan senjata di Suriah, serta melindungi jalur politik yang dipimpin oleh utusan PBB.
Mereka juga menggarisbawahi pentingnya pertemuan Astana untuk menjamin perjanjian gencatan senjata diberlakukan.
Fokus pembicaraan mereka adalah bagaimana mengakhiri penderitaan yang dialami oleh masyrakat Suriah, serta menghadapi kelompok teroris dan mencegah semua sumber pendanaan terorisme.
Mereka juga menyatakan dukungan mereka terhadap proses yang sedang berlangsung untuk membebaskan Mosul dari kelompok Negara Islam, dan menegaskan dukungan terhadap upaya rekonsiliasi dan kompromi politik di Irak.
Melansir Egyptindenpendent pada Rabu (22/2), keduanya membahas upaya untuk mendorong proses perdamaian di Timur Tengah, serta koordinasi bersama untuk memisahkan Israel dan Palestina, serta mendirikan negara Palestina di perbatasan Yordania.
Beberapa isu regional juga dibahas dalam pertemuan tersebut, salah satunya adalah mengenai krisis Suriah. Sisi dan Raja Abdullah menekankan perlunya gencatan senjata di Suriah, serta melindungi jalur politik yang dipimpin oleh utusan PBB.
Mereka juga menggarisbawahi pentingnya pertemuan Astana untuk menjamin perjanjian gencatan senjata diberlakukan.
Fokus pembicaraan mereka adalah bagaimana mengakhiri penderitaan yang dialami oleh masyrakat Suriah, serta menghadapi kelompok teroris dan mencegah semua sumber pendanaan terorisme.
Mereka juga menyatakan dukungan mereka terhadap proses yang sedang berlangsung untuk membebaskan Mosul dari kelompok Negara Islam, dan menegaskan dukungan terhadap upaya rekonsiliasi dan kompromi politik di Irak.
(esn)