Ratusan Juta Warga China Mudik Imlek

Jum'at, 27 Januari 2017 - 21:02 WIB
Ratusan Juta Warga China...
Ratusan Juta Warga China Mudik Imlek
A A A
BEIJING - Ratusan juta penduduk China pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek yang jatuh besok. Itu menjadi migrasi manusia terbesar di dunia yang berlangsung sebelum hingga sesudah perayaan Imlek.

Kantor berita Xinhua melaporkan otoritas transportasi melaporkan jumlah total perjalanan selama Imlek mencapai 2,52 miliar perjalanan darat, 360 juta perjalanan kereta, dan 58,3 juta perjalanan pesawat udara. Sistem transportasi China yang sudah mapan membuat ratusan juta warganya tidak menemui kendala berat dalam perjalanan mudik ke kampung halaman.

“Warga China sudah terbiasa dengan bepergian dan telah menjadi pekerja migran di kota yang jauh dari kampung halaman,” demikian laporan China Daily. “Setiap tahun sistem transportasi China yang sudah semakin baik didukung dengan pembangunan infrastruktur selama beberapa tahun terakhir.”

China juga memiliki jaringan kereta cepat terpanjang di dunia. Dengan demikian, peningkatan jumlah warga yang mudik juga diimbangi dukungan sistem transportasi. “Total jalur kereta api yang dibangun tahun ini mencapai 20.000 km. Itu menjadi jaringan kereta tercepat terpanjang di dunia,” demikian laporan media China. Warga China juga sudah bisa jauh hari memesan tiket selama 60 hari sebelum keberangkatan.

Meski demikian, antrean di stasiun kereta tetap terjadi. Hampir 17% pengguna jasa kereta rela mengantre selama beberapa jam untuk masuk terminal dan menukarkan tiket online karena banyak kerumunan tersebut. Situasi semakin sulit karena China menghadapi musim dingin yang cukup mengganggu. Ditambah dengan polusi udara yang sangat mengganggu warga.

Tradisi mudik di China berkembang sejak 1954 ketika Festival Musim Semi atau “Chunyun” berkembang luas setelah proyek jalur kereta api dibangun di China pada 1954. Enam dekade kemudian, pulang kampung berkembang menjadi budaya yang dilakukan setiap Imlek.

“Chunyun berlangsung sejak 13 Januari hingga 21 Februari. Jumlah warga China yang mudik juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu,” demikian laporan Xinhua.

Wang Wentai, 65, tidak jadi mudik karena dia tak bisa memasuki stasiun karena kepadatan orang di sana. Padahal, dia sudah datang dua jam sebelum jadwal keberangkatan kereta. “Banyak orang yang mengantre. Saya tidak mengetahui di mana saya harus mengantre. Jadi, saya hanya membuang waktu saja,” kata Wang kepada AFP.

Dibandingkan dengan negara lain, China memang paling ramai dalam mudik. India tidak mengenal tradisi migrasi massal untuk merayakan hari libur tertentu atau festival tahunan. Di Amerika Serikat (AS) yang memiliki Thanksgiving juga tidak seramai di China. “49 juta warga AS melakukan perjalanan untuk Thanksgiving. Penduduk China melakukan 3 juta perjalanan tahun ini,” demikian perbandingan yang dilaporkan Bloomberg.

Reformasi Militer

Presiden China Xi Jinping menggunakan momen Tahun Baru Imlek untuk menyampaikan pesan kepada rakyatnya. Dia menyarankan militer untuk menjamin China bebas dari korupsi dan Partai Komunis untuk menekankan reformasi. Itu disampaikan Xi saat mengunjungi pasukan China di Zhangjiakou, Provinsi Hebei. “Kita harus memerangi korupsi, khususnya di militer,” kata Xi, dilansir Reuters.

Presiden Xi mengungkapkan agar prajurit China tidak meniru Guo Boxiong dan Xu Caihou. Baik Guo maupun Xu merupakan wakmanan wakil Komisi Militer Pusat yang melakukan tindakan korupsi. Guo telah divonis penjara seumur hidup. Sedangkan Xu meninggal karena kanker pada 2015 sebelum menghadapi persidangan.

Xi berambisi untuk memodernisasi militer China dengan fokus menambah armada perang dan kapal induk. China juga menebar pengaruh di Laut China Selatan yang membuat negara Asia Tenggara menghadapi kekhawatiran tersendiri.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0726 seconds (0.1#10.140)