Melapor Jadi Korban Perkosaan, Gadis Ini Justru Diperkosa Polisi

Selasa, 08 November 2016 - 15:02 WIB
Melapor Jadi Korban...
Melapor Jadi Korban Perkosaan, Gadis Ini Justru Diperkosa Polisi
A A A
KABUL - Seorang gadis Afghanistan berusia 18 tahun mengaku mengalami tindak pemerkosaan berulang. Dia mengaku melapor ke kantor polisi sebagai korban, tapi justru diperkosa oleh petugas polisi.

Gadis yang diidentifikasi dengan nama singkat Mariam itu juga diancam pejabat polisi akan dibunuh jika tidak “tutup mulut”.

Mariam yang kini tinggal di Kabul mengungkap kasus ini kepada wartawan hari Senin kemarin. Menurutnya, pada awal Juli lalu, rumahnya di Distrik Zarah, Provinsi Balkh, diserbu beberapa pria bersenjata.

Salah satu pelaku menodongkan senjata dan membawanya ke sebuah rumah di kawasan jalan yang sama. Di lokasi itulah, pelaku dan rekannya memperkosa Mariam.

Dia bersama ayahnya lantas melapor ke kantor polisi. ”Ketika saya pergi dengan ayah saya untuk melaporkan kasus pemerkosaan, komisaris polisi memerintahkan ayah saya untuk menunggu di luar, dan membawa saya ke kantornya, di mana dia juga memperkosa saya,” kata Mariam, seperti dikutip Daily Mirror, semalam (7/11/2016).

Komisaris polisi, Akram Zareh, membantah melakukan kesalahan. ”Saya seorang polisi yang jujur. Saya 60 tahun. Dia seperti anak saya,” ujarnya melalui telepon. ”Ini adalah plot terhadap saya,” katanya lagi.

Ayah Mariam, Khairuddin, sengaja membawa putrinya ke Ibu Kota Kabul untuk menarik perhatian guna mencari keadilan.

”Putri saya mengatakan bahwa dia akan membakar dirinya hidup-hidup, karena dia tidak bisa keluar dari rumah dan tidak bisa melakukan kontak mata dengan siapa pun karena malu,” kata Khairuddin. Dia mengaku telah bertemu Jaksa Agung Afghanistan yang berjanji untuk menyelidiki kasus ini.

Kasus serangan terhadap perempuan di Afghanistan telah jadi sorotan kelompok HAM, Oxfam. Afghanistan dianggap sebagai salah satu negara paling berbahaya untuk kaum perempuan. Kelompok ini mencatat bahwa negara itu kekurangan polisi perempuan dan jarang seorang perempuan berani melapor sebagai korban serangan.

Menurut penelitian, delapan dari sepuluh perempuan di Afghanistan kerap jadi korban serangan baik seksual, fisik maupun psikologis. Menurut Oxfam, atas alasan budaya dan kultur sosial, seorang perempuan Afghanistan tidak bisa leluasa mendekati seorang petugas polisi laki-laki ketika mengajukan keluhan atau aduan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6208 seconds (0.1#10.140)