Rujuk, Filipina-China Kembali Jalin Kerjasama Militer
A
A
A
BEIJING - Pemerintah China dan Filipina sepakat untuk memperbaiki hubungan, dan melanjutkan kerjasama dalam berbagai bidang, termsuk di dalamnya kerjasama militer. Kesepakatan ini tercapai dalam pertemuan antara Presiden China XI Jin-ping dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"China dan Filipina sepakat bahwa sengketa di Laut Cina Selatan tidak akan lagi mempengaruhi hubungan kedua negara, dan bahwa kedua negara akan mengembalikan hubungan diplomatik dan konsultasi pertahanan," kata Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin, seperti dilansir Reueters pada Kamis (20/10).
Dia juga mengatakan, China akan menghidupkan kembali ekspor barang-barang pertanian dari Filipina ke Cina dan Beijing akan memberikan dukungan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur Filipina.
Kunjungan Duterte ke China sendiri terjadi di tengah semakin memburuknya hubungan dengan sekutu lama Filipina, yakni Amerika Serikat (AS). Hubungan AS dan Filipina memburuk paska munculnya gelombang kritik dan protes atas kebijakan anti-narkoba yang dibuat oleh Duterte.
Paska menegangnya hubungan kedua negara, Duterte beberapa kali memberikan isyarat akan merapat ke China dan juga Rusia, yang merupakan dua rival AS. Duterte bahkan pernah menyebut ingin membuat sebuah aliansi baru yang bergerak di bidang ekonomi dengan China dan Rusia.
"China dan Filipina sepakat bahwa sengketa di Laut Cina Selatan tidak akan lagi mempengaruhi hubungan kedua negara, dan bahwa kedua negara akan mengembalikan hubungan diplomatik dan konsultasi pertahanan," kata Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin, seperti dilansir Reueters pada Kamis (20/10).
Dia juga mengatakan, China akan menghidupkan kembali ekspor barang-barang pertanian dari Filipina ke Cina dan Beijing akan memberikan dukungan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur Filipina.
Kunjungan Duterte ke China sendiri terjadi di tengah semakin memburuknya hubungan dengan sekutu lama Filipina, yakni Amerika Serikat (AS). Hubungan AS dan Filipina memburuk paska munculnya gelombang kritik dan protes atas kebijakan anti-narkoba yang dibuat oleh Duterte.
Paska menegangnya hubungan kedua negara, Duterte beberapa kali memberikan isyarat akan merapat ke China dan juga Rusia, yang merupakan dua rival AS. Duterte bahkan pernah menyebut ingin membuat sebuah aliansi baru yang bergerak di bidang ekonomi dengan China dan Rusia.
(esn)