Kapal Perang AS Gagalkan Serangan Rudal Kelompok Houthi

Kamis, 13 Oktober 2016 - 02:38 WIB
Kapal Perang AS Gagalkan...
Kapal Perang AS Gagalkan Serangan Rudal Kelompok Houthi
A A A
WASHINGTON - Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan kapal perang negara itu menjadi sasaran tembak dalam sebuah serangan rudal dari wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak Yaman, Houthi. Namun, serangan rudal tersebut berhasil digagalkan. Ini adalah insiden kedua dalam empat hari terakhir.

USS Mason, yang didampingi oleh USS Ponce, melepaskan tembakan untuk menghalau serangan rudal yang dilepaskan dari sebelah utara Selat Bab al-Mandab. Serangan rudal itu sendiri tidak berhasil mengenai kapal atau menyebabkan kerusakan apapun. Hal itu dikatakan seorang pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/10/2016).

Serangan rudal tersebut adalah upaya terbaru yang menargetkan kapal perusak Angkatan Laut AS. Serangan ini akan menambah tekanan kepada militer AS untuk membalas, sebuah langkah yang akan mewakili tindakan militer pertama AS terhadap kelompok Houthi dalam konflik Yaman. Pentagon pun telah mengisyaratkan tentang kemungkinan serangan balasan setelah sebelumnya pada hari Minggu lalu insiden yang sama juga sempat terjadi.

Kelompok Houthi sendiri membantah terlibat dalam upaya untuk menyerang USS Mason atau pun USS Ponce pada Minggu kemarin. Namun para pejabat AS mengatakan ada indikasi bahwa pemberontak Houthi, meskipun menyangkal, adalah pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Para pejabat AS mengatakan pemberontak Houthi menggunakan perahu kecil yang riang untuk membantu mereka mengarahkan serangan rudal ke kapal perang. AS juga menyelidiki kemungkinan kelompok Houthi memiliki stasiun radar di Yaman yang kemungkinan memantau USS Mason. Hal ini untuk membantu anggota Houthi mendapatkan koordinat untuk melakukan serangan.

Kelompok pemberontak Houthi memerangi pemerintahan Presiden Yaman Abd Rabbu Mansour al-Hadi yang diakui secara internasional. Mereka bersekutu dengan mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan mendapat dukungan dari sejumlah unit tentara. Mereka diyakini mengontrol sebagian besar wilayah sebelah utara Yaman, termasuk ibukota Sanaa.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7713 seconds (0.1#10.140)