Rusia Sebut AS Sudah Kehilangan Kendali di Suriah
A
A
A
MOSKOW - Rusia menilai Amerika Serikat (AS) mungkin telah kehilangan kendali atas situasi di Suriah dan tidak dapat memenuhi janji mereka untuk memisahkan antara oposisi dan teroris. Ini mungkin yang menjadi salah satu penyebab AS lengah, dan melakukan serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah.
"Hal ini sangat menyedihkan, bahwa AS terpaksa melakukan langkah-langkah seperti ini di momen penting," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin, ketika mengomentari serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap pasukan pemerintah Suriah di dekat Deir ez-Zor. "
"Kami berasumsi bahwa mereka telah kehilangan kontrol atas situasi karena mereka belum mampu memenuhi janji-janji yang mereka buat kepada kami untuk waktu yang sangat lama," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (18/9).
Diplomat itu mengingatkan bahwa pada bula Ferbruri lalu AS telah berjanji untuk memisahkan antara oposisi moderat dan al-Nusra, kelompok yang dahulunya adalah bagian dari al-Qaeda."Pada kenyataannya, mereka tidak berhasil dalam hal ini," ungkapnya.
"Bagaimana bisa kita artikan tindakan tersebut oleh AS? Saya harus mengakui bahwa Anda hanya bisa menebak di sini. Kita mungkin bisa berasumsi bahwa apa yang kita dengar dari Washington, ketika {residen dan Sekretaris Negara mengatakan satu hal, dan Pentagon mengatakan sesuatu yang berbeda," ucapnya.
"Mungkin itu salah satu faktor. Namun, jelas bahwa beberapa langkah-langkah serius, tindakan yang diperlukan di sini oleh AS. Sejujurnya, saya tidak bisa mengatakan sekarang apa langkah-langkah yang seharusnya dilakukan, "pungkasnya.
"Hal ini sangat menyedihkan, bahwa AS terpaksa melakukan langkah-langkah seperti ini di momen penting," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin, ketika mengomentari serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap pasukan pemerintah Suriah di dekat Deir ez-Zor. "
"Kami berasumsi bahwa mereka telah kehilangan kontrol atas situasi karena mereka belum mampu memenuhi janji-janji yang mereka buat kepada kami untuk waktu yang sangat lama," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (18/9).
Diplomat itu mengingatkan bahwa pada bula Ferbruri lalu AS telah berjanji untuk memisahkan antara oposisi moderat dan al-Nusra, kelompok yang dahulunya adalah bagian dari al-Qaeda."Pada kenyataannya, mereka tidak berhasil dalam hal ini," ungkapnya.
"Bagaimana bisa kita artikan tindakan tersebut oleh AS? Saya harus mengakui bahwa Anda hanya bisa menebak di sini. Kita mungkin bisa berasumsi bahwa apa yang kita dengar dari Washington, ketika {residen dan Sekretaris Negara mengatakan satu hal, dan Pentagon mengatakan sesuatu yang berbeda," ucapnya.
"Mungkin itu salah satu faktor. Namun, jelas bahwa beberapa langkah-langkah serius, tindakan yang diperlukan di sini oleh AS. Sejujurnya, saya tidak bisa mengatakan sekarang apa langkah-langkah yang seharusnya dilakukan, "pungkasnya.
(esn)