Soal Aksi Vietnam di LCS, Ini Respon Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia memberikan respon atas kabar penyebaran rudal yang dilakukan oleh Vietnam di wilayah Laut China Selatan. Indonesia kembali menyatakan, semua pihak harus menahan diri dan turut menjaga keamanan dan stabilitas sesuai dengan semangat ASEAN.
"Secara umum, Indonesia dan negara ASEAN baru dua minggu lalu menyepakati statement komitmen untuk terus jaga keamanan, perdamaian dan stabilitas di kawasan," ucap juru bicara Kemlu, Arrmanantha Nassir.
"Jadi ini yang kita akan dorong agar semua negara di kawasan berkontribusi terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan. Berkontribusi untuk pencapaian itu seperti yang disepakati bersama dalam pertemuan Menlu ASEAN akhir Juli," sambungnya saat melakukan pertemuan dengan sejumlah awak media pada Kamis (10/8).
Sebelumnya, sejumlah pejabat Barat menyatakan Vietnam diam-diam telah membentengi beberapa pulaunya di Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan dengan peluncur roket mobile baru. Diyakini, roket ini bisa menyerang landasan pacu dan instalasi militer di seluruh rute perdagangan penting.
Diplomat dan pejabat militer mengatakan bahwa laporan intelijen menunjukkan Hanoi telah mengirimkan peluncur roket dari daratan Vietnam ke posisi di lima pangkalan di pulau-pulau Spratly dalam beberapa bulan terakhir. Langkah ini dinilai cenderung meningkatkan ketegangan dengan Vietnam.
Peluncur roket itu diletakkan tersembunyi dari pengawasan udara dan mereka belum akan dipersenjatai, tapi bisa dibuat operasional dengan artileri roket dalam waktu dua atau tiga hari.
Meski begitu, kabar ini dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Vietnam. Mereka mengatakan informasi masih itu tidak akurat tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
"Secara umum, Indonesia dan negara ASEAN baru dua minggu lalu menyepakati statement komitmen untuk terus jaga keamanan, perdamaian dan stabilitas di kawasan," ucap juru bicara Kemlu, Arrmanantha Nassir.
"Jadi ini yang kita akan dorong agar semua negara di kawasan berkontribusi terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan. Berkontribusi untuk pencapaian itu seperti yang disepakati bersama dalam pertemuan Menlu ASEAN akhir Juli," sambungnya saat melakukan pertemuan dengan sejumlah awak media pada Kamis (10/8).
Sebelumnya, sejumlah pejabat Barat menyatakan Vietnam diam-diam telah membentengi beberapa pulaunya di Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan dengan peluncur roket mobile baru. Diyakini, roket ini bisa menyerang landasan pacu dan instalasi militer di seluruh rute perdagangan penting.
Diplomat dan pejabat militer mengatakan bahwa laporan intelijen menunjukkan Hanoi telah mengirimkan peluncur roket dari daratan Vietnam ke posisi di lima pangkalan di pulau-pulau Spratly dalam beberapa bulan terakhir. Langkah ini dinilai cenderung meningkatkan ketegangan dengan Vietnam.
Peluncur roket itu diletakkan tersembunyi dari pengawasan udara dan mereka belum akan dipersenjatai, tapi bisa dibuat operasional dengan artileri roket dalam waktu dua atau tiga hari.
Meski begitu, kabar ini dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Vietnam. Mereka mengatakan informasi masih itu tidak akurat tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
(esn)