Lavrov: AS Minta Rusia Tak Serang Al-Nusra di Suriah
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) telah meminta Rusia untuk tidak melakukan serangan udara terhadap Al-Nusra di Suriah. Alasannya, AS khawatir pasukan oposisi moderat yang berbaur dengan Al-Nusra bisa terkena serangan.
”Mereka (AS) mengatakan kepada kami untuk tidak menyerang front (Al-Nusra), karena ada juga kelompok oposisi ‘normal’ (di wilayah tersebut),” kata Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media lokal yang diterbitkan pada situs Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (4/6/2016).
Menlu Lavrov juga menekankan bahwa kelompok-kelompok oposisi Suriah harus meninggalkan posisi teroris. ”Kami telah lama menyepakati itu,” kata Lavrov.
Rusia semula telah menetapkan batas waktu bagi kelompok oposisi moderat Suriah untuk meninggalkan wilayah yang diduduki oleh ekstrimis Al-Nusra. Rusia, lanjut Lavrov, bahkan sudah setuju memberi mereka lebih banyak waktu untuk hengkang dari wilayah tersebut.
Dalam wawancara itu, Lavrov mengatakan bahwa Rusia bisa mengambil langkah-langkah khusus dan lebih efektif untuk melawan ISIS, Al-Nusra dan kelompok teror lain di Suriah sebagai prioritas untuk menyelesaikan konflik di negara yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad itu.
”Hal ini penting untuk memberikan akses kemanusiaan ke pemukiman yang diblokir oleh satu pihak atau pihak yang lain, untuk mengamankan gencatan senjata dan untuk mencegah pelanggaran (gencatan senjata) itu, serta untuk meluncurkan proses politik,” katanya.
Lavrov juga mengatakan bahwa proses politik di Suriah sedang dibahas lagi oleh kelompok oposisi radikal yang menolak untuk datang ke meja perundingan dan mengatur prasyarat bagi pembicaraan damai. Dia menambahkan bahwa penting untuk menyisihkan tuntutan-tuntutan ini dan fokus pada perang melawan terorisme.
”Mereka (AS) mengatakan kepada kami untuk tidak menyerang front (Al-Nusra), karena ada juga kelompok oposisi ‘normal’ (di wilayah tersebut),” kata Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media lokal yang diterbitkan pada situs Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (4/6/2016).
Menlu Lavrov juga menekankan bahwa kelompok-kelompok oposisi Suriah harus meninggalkan posisi teroris. ”Kami telah lama menyepakati itu,” kata Lavrov.
Rusia semula telah menetapkan batas waktu bagi kelompok oposisi moderat Suriah untuk meninggalkan wilayah yang diduduki oleh ekstrimis Al-Nusra. Rusia, lanjut Lavrov, bahkan sudah setuju memberi mereka lebih banyak waktu untuk hengkang dari wilayah tersebut.
Dalam wawancara itu, Lavrov mengatakan bahwa Rusia bisa mengambil langkah-langkah khusus dan lebih efektif untuk melawan ISIS, Al-Nusra dan kelompok teror lain di Suriah sebagai prioritas untuk menyelesaikan konflik di negara yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad itu.
”Hal ini penting untuk memberikan akses kemanusiaan ke pemukiman yang diblokir oleh satu pihak atau pihak yang lain, untuk mengamankan gencatan senjata dan untuk mencegah pelanggaran (gencatan senjata) itu, serta untuk meluncurkan proses politik,” katanya.
Lavrov juga mengatakan bahwa proses politik di Suriah sedang dibahas lagi oleh kelompok oposisi radikal yang menolak untuk datang ke meja perundingan dan mengatur prasyarat bagi pembicaraan damai. Dia menambahkan bahwa penting untuk menyisihkan tuntutan-tuntutan ini dan fokus pada perang melawan terorisme.
(mas)