Israel Prediksi Inisiatif Damai Prancis Akan Temui Kegagalan

Jum'at, 03 Juni 2016 - 15:40 WIB
Israel Prediksi Inisiatif Damai Prancis Akan Temui Kegagalan
Israel Prediksi Inisiatif Damai Prancis Akan Temui Kegagalan
A A A
YERUSALEM - Kepala Kementerian Luar Negeri Israel, Dore Gold menilai, inisiatif perdamaian yang diutarakan Prancis untuk menghidupkan kembali upaya damai Israel dan Palestina akan menemui kegagalan. Gold menyebut sejarah sudah beberapa kali menunjukan hal itu.

"Upaya semacam ini telah menemui kegagalan di masa lalu dan juga akan menemui kegagalan pada saat ini," ucap Gold merujuk pada perjanjian Sykes-Picot untuk menyusun perbatasan di kawasan itu.

Perjanjian Sykes-Picot yang ditandatangani pada tahun 1916 adalah perjanjian rahasia antar pemerintah Britania Raya dengan pemerintahan Perancis yang diikuti dan disetujui oleh Kerajaan Rusia, di mana dalam perjanjian ini ketiga negara mendiskusikan pengaruh dan kendali di Asia Barat setelah jatuhnya Kerajaan Utsmaniyah pada Perang Dunia pertama.

Perjanjian ini secara efektif membelah daerah-daerah Arab di bawah Kerajaan Otoman di luar Jazirah Arab sehingga dimasa depan dapat ditentukan di mana kendali atau pengaruh Inggris atau Prancis akan berlaku di wilayah itu.

Sementara itu, sama halnya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dirinya juga menyebut satu-satunya cara untuk bisa menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina adalah melalui negosiasi langsung. Gold yakin negara-negara Arab akan mendukung dialog langsung antara kedua belah pihak itu.

"Satu-satunya cara untuk mendapatkan pengaturan daerah yang stabil yang akan memungkinkan kita untuk menciptakan perdamaian yang nyata di Timur Tengah adalah jika sudah ada pemahaman antara kedua belah pihak," ujar Gold, seperti dilansir Al Arabiya pada Jumat (3/6).

"Kami percaya bahwa negara-negara Arab akan memberikan dukungan ke perundingan langsung antara Israel dan Palestina. Oleh karena itu kami lebih memilih proses Timur Tengah dan bukan proses yang seseorang sedang coba diciptakan seseorang di Paris," imbuhnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4935 seconds (0.1#10.140)