Suriah Tuding Eropa Fasilitasi Teroris
A
A
A
NEW YORK - Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Jaafari mengatakan, negara-negara Eropa secara tidak langsung telah "memfasilitasi" para teroris untuk betolak menuju Suriah. Salah satu buktinya adalah kurangnya tindakan dari negara Eropa untuk mencegah seseorang pergi ke Suriah atau Irak, dan bergabung dengan ISIS atau al-Nusra.
"Jika Eropa menyatakan benar-benar ingin menghentikan teroris untuk pergi ke Suriah dan Irak, mereka akan melarang atau setidaknya menghambat aliran teroris ini dari negara mereka," kata Jaafari dalam sebuah pernyataan.
"Untuk setiap teroris yang datang ke negara kami, maka pemerintah asal teroris tersebut seharusnya turut bertanggung jawab," sambungnya, seperti dilansir Itar-tass pada Rabu (20/4).
Dirinya menyebut, Suriah dan Irak saat ini telah menjadi korban dari serangan teroris yang berasal dari Eropa. Selain itu, dirinya juga menyakini bahwa sebenarnya badan-badan intelijen Eropa mengetahui akan adanya rencana dari seseorang untuk bertolak menuju Suriah ataupun Irak.
"Hari ini kita memiliki fenomena baru yang disebut terorisme Eropa. Mereka mengklaim sebelumnya ada terorisme Arab dan Islam. Hari ini kita adalah korban dari terorisme Eropa, yang berasal dari Brussels, Paris, London, Spanyol, Jerman, Italia," katanya.
"Sulit untuk percaya bahwa seorang teroris yang meninggalkan Paris, London, Brussels, atau Boston, atau Australia dan tiba di Suriah tanpa visa, tanpa paspor, melalui puluhan negara dan perbatasan Turki-Suriah atau Yordania-Suriah, bisa dilakukan tanpa disadari oleh pihak intelijen, "tambahnya.
"Jika Eropa menyatakan benar-benar ingin menghentikan teroris untuk pergi ke Suriah dan Irak, mereka akan melarang atau setidaknya menghambat aliran teroris ini dari negara mereka," kata Jaafari dalam sebuah pernyataan.
"Untuk setiap teroris yang datang ke negara kami, maka pemerintah asal teroris tersebut seharusnya turut bertanggung jawab," sambungnya, seperti dilansir Itar-tass pada Rabu (20/4).
Dirinya menyebut, Suriah dan Irak saat ini telah menjadi korban dari serangan teroris yang berasal dari Eropa. Selain itu, dirinya juga menyakini bahwa sebenarnya badan-badan intelijen Eropa mengetahui akan adanya rencana dari seseorang untuk bertolak menuju Suriah ataupun Irak.
"Hari ini kita memiliki fenomena baru yang disebut terorisme Eropa. Mereka mengklaim sebelumnya ada terorisme Arab dan Islam. Hari ini kita adalah korban dari terorisme Eropa, yang berasal dari Brussels, Paris, London, Spanyol, Jerman, Italia," katanya.
"Sulit untuk percaya bahwa seorang teroris yang meninggalkan Paris, London, Brussels, atau Boston, atau Australia dan tiba di Suriah tanpa visa, tanpa paspor, melalui puluhan negara dan perbatasan Turki-Suriah atau Yordania-Suriah, bisa dilakukan tanpa disadari oleh pihak intelijen, "tambahnya.
(esn)