Ini Cerita Seram TKI yang Pernah Tinggal di Ibukota ISIS
A
A
A
DAMASKUS - Sri Rahayu Binti Masnid Nur, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sumbawa mungkin tidak akan pernah melupakan masa-masa kelam tinggal di Raqqa, Suriah, yang kerap disebut sebagai ibukota ISIS. Sri, adalah satu dari sedikit orang yang bisa menyaksikan langsung aksi ISIS di Raqqa.
Menurut siaran pers Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Damaskus yang diterima Sindonews pada Rabu (16/3), Sri datang ke Suriah pada tahun 2011 lalu. Drinya dibawa oleh agen tenaga kerja PT Binhasan Maju Sejahtera dan agen di Suriah, Sana untuk bekerja di Aleppo.
Meskipun telah habis masa kontrak kerjanya di Aleppo selama 2,5 tahun, Sri tidak dipulangkan, tetapi malah dijual kembali oleh agen Sana ke majikan baru bernama Abdul Azim al-Ujaeli di Raqqa.
Selama tinggal dan bekerja di Kota Raqqa, TKI asal Sumbawa ini menyaksikan secara langsung peristiwa dimana ISIS memasuki Kota Raqqa. Dirinya mengaku mendengar orang-orang berlarian sambil berteriak ketakutan bahwa ISIS memasuki Kota Raqqa dan merebut gudang senjata milik Batalyon 17 Tentara Suriah.
Sri becerita, suatu hari dirinya hendak berbelanja di Pasar Raqqa, ia melihat kepala-kepala manusia dijejerkan di pinggir jalan setelah dipenggal. Tak ayal, karena ketakutan dirinya membatalkan niat untuk pergi ke pasar dan berlari pulang ke rumah majikannya.
Di hari lain, Sri mengaku pernah disuruh oleh majikannya untuk membeli rokok secara sembunyi-sembunyi. Ia tahu ISIS mengharamkan rokok dan akan menghukum keras para perokok. Sebelum tiba di tempat penjual rokok, dirinya dicegat oleh anggota ISIS, dan diinterogasi.
“Saya akan membeli sesuatu ke pasar,” turut Sri, saat mereka ulang kejadian kala dirinya diinterogasi oleh anggota ISIS. Anggota ISIS, itu lanjut Sri, memerintahkan ia untuk kembali ke rumah karena tidak didampingi oleh lelaki muhrimnya. “Untung rokok belum di tangan,” sambung Sri.
Sejak Raqqa dikuasai ISIS, kebutuhan bahan pokok menjadi sangat sulit. Pada bulan Ramadhan tahun 2014, ia bercerita pernah mengantri membeli roti hingga terpaksa menginap di pabrik roti hanya untuk mendapatkan beberapa kerat roti.
Menurut siaran pers Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Damaskus yang diterima Sindonews pada Rabu (16/3), Sri datang ke Suriah pada tahun 2011 lalu. Drinya dibawa oleh agen tenaga kerja PT Binhasan Maju Sejahtera dan agen di Suriah, Sana untuk bekerja di Aleppo.
Meskipun telah habis masa kontrak kerjanya di Aleppo selama 2,5 tahun, Sri tidak dipulangkan, tetapi malah dijual kembali oleh agen Sana ke majikan baru bernama Abdul Azim al-Ujaeli di Raqqa.
Selama tinggal dan bekerja di Kota Raqqa, TKI asal Sumbawa ini menyaksikan secara langsung peristiwa dimana ISIS memasuki Kota Raqqa. Dirinya mengaku mendengar orang-orang berlarian sambil berteriak ketakutan bahwa ISIS memasuki Kota Raqqa dan merebut gudang senjata milik Batalyon 17 Tentara Suriah.
Sri becerita, suatu hari dirinya hendak berbelanja di Pasar Raqqa, ia melihat kepala-kepala manusia dijejerkan di pinggir jalan setelah dipenggal. Tak ayal, karena ketakutan dirinya membatalkan niat untuk pergi ke pasar dan berlari pulang ke rumah majikannya.
Di hari lain, Sri mengaku pernah disuruh oleh majikannya untuk membeli rokok secara sembunyi-sembunyi. Ia tahu ISIS mengharamkan rokok dan akan menghukum keras para perokok. Sebelum tiba di tempat penjual rokok, dirinya dicegat oleh anggota ISIS, dan diinterogasi.
“Saya akan membeli sesuatu ke pasar,” turut Sri, saat mereka ulang kejadian kala dirinya diinterogasi oleh anggota ISIS. Anggota ISIS, itu lanjut Sri, memerintahkan ia untuk kembali ke rumah karena tidak didampingi oleh lelaki muhrimnya. “Untung rokok belum di tangan,” sambung Sri.
Sejak Raqqa dikuasai ISIS, kebutuhan bahan pokok menjadi sangat sulit. Pada bulan Ramadhan tahun 2014, ia bercerita pernah mengantri membeli roti hingga terpaksa menginap di pabrik roti hanya untuk mendapatkan beberapa kerat roti.
(esn)