Kremlin: Pernyataan Hammond Jangan Diambil Hati
A
A
A
MOSKOW - Setelah Kementerian Luar Negeri Rusia, kini Kremlin turut angkat bicara mengenai pernyataan yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Inggris Phillip Hammond. Kremlin menyebut pernyataan Hammond tidak usah diambil hati, dan tidak usah dianggap serius.
"Tentu saja, klaim tersebut tidak bisa dianggap serius," ucap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (2/2).
"Oleh karena itu, membuat pernyataan seperti ini, tentu saja, tidak logis. Itu salah, dan yang paling penting, itu bertentangan dengan esensi dari upaya yang dilakukan oleh Rusia," sambungnya.
Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond menuding Presiden Rusia, Vladimir Putin, merusak upaya internasional untuk mengakhiri perang sipil Suriah. Pasalnya, Rusia terus menyerang kelompok oposisi sebagai bentuk dukungan terhadap Presiden Bashar al-Assad.
Hammond menyatakan, intervensi Rusia telah menjadi kemunduran yang besar bagi upaya internasional untuk menemukan solusi politik untuk krisis. Sebaliknya, intervensi Rusia justu memperkuat ISIS.
"Rusia mengatakan, mereka ingin menghancurkan ISIS, tetapi mereka tidak membom ISIS. Mereka justru membom oposisi moderat. Serangan Rusia terhadap sasaran milik ISIS kurang dari 30%. Intervensi mereka justru memperkuat ISIS, arti aksi mereka kebalikan dari apa yang mereka klaim ingin dicapai," tutur Hammond.
"Tentu saja, klaim tersebut tidak bisa dianggap serius," ucap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (2/2).
"Oleh karena itu, membuat pernyataan seperti ini, tentu saja, tidak logis. Itu salah, dan yang paling penting, itu bertentangan dengan esensi dari upaya yang dilakukan oleh Rusia," sambungnya.
Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond menuding Presiden Rusia, Vladimir Putin, merusak upaya internasional untuk mengakhiri perang sipil Suriah. Pasalnya, Rusia terus menyerang kelompok oposisi sebagai bentuk dukungan terhadap Presiden Bashar al-Assad.
Hammond menyatakan, intervensi Rusia telah menjadi kemunduran yang besar bagi upaya internasional untuk menemukan solusi politik untuk krisis. Sebaliknya, intervensi Rusia justu memperkuat ISIS.
"Rusia mengatakan, mereka ingin menghancurkan ISIS, tetapi mereka tidak membom ISIS. Mereka justru membom oposisi moderat. Serangan Rusia terhadap sasaran milik ISIS kurang dari 30%. Intervensi mereka justru memperkuat ISIS, arti aksi mereka kebalikan dari apa yang mereka klaim ingin dicapai," tutur Hammond.