Teror Bom Sarinah Belajar dari Tragedi Pembantaian di Paris

Jum'at, 15 Januari 2016 - 08:03 WIB
Teror Bom Sarinah Belajar...
Teror Bom Sarinah Belajar dari Tragedi Pembantaian di Paris
A A A
JAKARTA - Kepolisian Indonesia menetapkan Bahrun Naim, sosok yang disebut pemimpin ISIS Asia Tenggara, sebagai dalang serangan teror bom di Sarinah kemarin. Harits Abu Ulya, ahli militansi yang tahu sosok Bahrun Naim mengatakan, ada indikasi teror bom di Sarinah belajar dari tragedi pembantaian di Paris.

Meski ragu, Harits Abu Ulya menduga Bahrun Naim merancang serangan lebih banyak. Teror bom di Sarinah yang menewaskan tujuh orang, termasuk para pelaku serangan, berselang beberapa bulan setelah tragedi pembantaian di Paris yang menewaskan sekitar 130 orang. Teror mengerikan di Paris juga diklaim dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Ini merupakan indikasi bahwa ia telah belajar dari serangan Paris dan ia telah mempelajari strategi,” katanya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/1/2016). ”Saya masih memiliki keraguan tentang kemampuan para militan lokal untuk melakukan serangan pada skala yang lebih besar. Tapi itu adalah sebuah kemungkinan,” katanya lagi.

Selain menewaskan beberapa orang, serangan di Sarinah menyebabkan sekitar 20 warga asing terluka. Di antaranya, warga Aljazair, Austria, Jerman dan Belanda. Reuters, mengutip klaim ISIS sebagai pihak yang bertanggung jawab atas teror bom Sarinah. Klaim itu dirilis secara online.

Sekelompok tentara khalifah di Indonesia menargetkan pertemuan dari aliansi tentara salib yang melawan ISIS di Jakarta,” bunyi pernyataan kelompok itu. Anehnya, kelompok ISIS mengklaim jumlah korban tewas mencapai 15 orang.

Teror bom di Sarinah juga hanya beselang beberapa pekan setelah Jaksa Agung Austraia, George Brandis, mengatakan bahwa ISIS mengincar wilayah Indonesia sebagai basis “khilafah jauh”, semacam wilayah provinsi ISIS dengan pusatnya di Raqqa, Suriah.

Berbicara di London, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengutuk serangan bom Sarinah. ”Tidak ada dalam setiap tindakan teror yang menawarkan apa pun kecuali kematian dan kehancuran. Jadi, kami berdiri bersama-sama, kita semua bersatu dalam upaya kita untuk menghilangkan mereka yang memilih teror,” kata John Kerry.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1434 seconds (0.1#10.140)