Cerita Korban Selamat Tragedi Mina
A
A
A
MINA - Magaji Falalu Zarewa, jemaah haji asal Nigeria ini adalah satu dari beberapa orang beruntung yang berhasil selamat dari tragedi Mina, dua hari lalu. Zarewa mengaku, untuk bisa selamat dirinya terpaksa menginjak-injak jamaah haji yang lain.
"Untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman, saya terpaksa menginjak beberapa mayat jamaah haji lainnya. Tubuh-tubuh tak bernyawa para peziarah menjadi pijakan bagi saya dan beberapa orang lainnya untuk bisa menyelamatkan diri," ujar Zarewa.
Dirinya juga membeberkan kenapa insiden itu bisa terjadi. Menurutnya, tragedi itu terjadi karena ada benturan antara jamaah haji yang yang hendak melempat jumrah, dengan jamaah haji yang baru saja melempar jumrah.
Benturan itu menyebabkan penumpukan di sekitar jalan masuk ke lokasi lempar jumrah, dan berdasarkan pengalamannya kala itu, tragedi itu terjadi sangat cepat. "Itu hanya terjadi beberapa menit," sambungnya, seperti dilansir The Nation pada Sabtu (26/9/2015).
"Masalah dimulai ketika kerumunan besar orang yang sudah melempar jumrah kembali melalui rute jamaah yang baru akan menuju Jamarat dari Muzdalifa. Yang menyebabkan benturan dan gesekan, yang memakan situasi. Orang-orang mulai jatuh, itulah penyebab pertama tragedi itu, dan sangat sulit untuk bernapas di sana," ucapnya.
Zarewa mengaku sempat terjatuh dan pingsan saat tregedi itu terjadi, tapi untungnya tidak ada yang menginjak dirinya. Setelah sadar, Zarewa langsung merogoh inhaler yang dia bawa, "Karena saya menderita asma, dan benda itu benar-benar menyelematkan saya," ucap Zarewa.
"Setelah sadar, saya melihat tumpukan mayat di depan saya, dan saya melihat orang-orang berlarian di atas mayat untuk menyelematkan diri. Tidak lama petugas datang, tapi mereka tidak segera mengevakuasi mayat, mereka terlebih dahulu mencari orang yang masih memiliki kemungkinan untuk selamat," paparnya.
Dirinya menambahkan, para petugas mengaku tidak berdaya untuk memendung jamaah haji yang tengah panik saat itu. Sebagai langkah darurat, para petugas hanya membuka gerbang agar semua orang bisa melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
"Untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman, saya terpaksa menginjak beberapa mayat jamaah haji lainnya. Tubuh-tubuh tak bernyawa para peziarah menjadi pijakan bagi saya dan beberapa orang lainnya untuk bisa menyelamatkan diri," ujar Zarewa.
Dirinya juga membeberkan kenapa insiden itu bisa terjadi. Menurutnya, tragedi itu terjadi karena ada benturan antara jamaah haji yang yang hendak melempat jumrah, dengan jamaah haji yang baru saja melempar jumrah.
Benturan itu menyebabkan penumpukan di sekitar jalan masuk ke lokasi lempar jumrah, dan berdasarkan pengalamannya kala itu, tragedi itu terjadi sangat cepat. "Itu hanya terjadi beberapa menit," sambungnya, seperti dilansir The Nation pada Sabtu (26/9/2015).
"Masalah dimulai ketika kerumunan besar orang yang sudah melempar jumrah kembali melalui rute jamaah yang baru akan menuju Jamarat dari Muzdalifa. Yang menyebabkan benturan dan gesekan, yang memakan situasi. Orang-orang mulai jatuh, itulah penyebab pertama tragedi itu, dan sangat sulit untuk bernapas di sana," ucapnya.
Zarewa mengaku sempat terjatuh dan pingsan saat tregedi itu terjadi, tapi untungnya tidak ada yang menginjak dirinya. Setelah sadar, Zarewa langsung merogoh inhaler yang dia bawa, "Karena saya menderita asma, dan benda itu benar-benar menyelematkan saya," ucap Zarewa.
"Setelah sadar, saya melihat tumpukan mayat di depan saya, dan saya melihat orang-orang berlarian di atas mayat untuk menyelematkan diri. Tidak lama petugas datang, tapi mereka tidak segera mengevakuasi mayat, mereka terlebih dahulu mencari orang yang masih memiliki kemungkinan untuk selamat," paparnya.
Dirinya menambahkan, para petugas mengaku tidak berdaya untuk memendung jamaah haji yang tengah panik saat itu. Sebagai langkah darurat, para petugas hanya membuka gerbang agar semua orang bisa melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
(esn)