Irak Kerahkan Tank untuk Rebut Kembali Ramadi
A
A
A
RAMADI - Pemerintah Irak terus berusaha kembali merebut Ramadi dari tangan ISIS. Sebagai langkah terbaru, Irak mulai menurunkan tank dan senjata-senjata berat untuk mengalahkan ISIS guna merebut kembali ibukota Anbar itu.
Tank-tank dan senjata berat tersebut, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (20/5/2015), ditempatkan di sekitar kota Ramadi. Pengerahan tank dan senjata berat ini dilakukan tidak lama setelah ribuan milisi Syiah bertolak ke Ramadi, untuk membantu pasukan Irak melawan ISIS.
Selain pasukan Irak dan milisi Syiah, Amerika Serikat (AS) juga menyatakan siap membantu dengan melakukan serangan udara ke wilayah tersebut. Kesiapan AS tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.
Namun, Earnest mengingatkan, bahwa milisi Syiah harus patuh pada perintah dari pemerintah Irak, sebagai pemegang komando. "AS akan sangat mendukung upaya multi-sektarian, berdasarkan permintaan dan komando penuh dari pemerintah pusat di Irak," kata Earnest dalam pernyataannya.
Dirinya takut, milisi Syiah tersebut dikontrol oleh Iran, dan tidak patuh pada perintah pemerintah Irak sebagai pemegang komando utama. Kedatangan milisi Syiah juga, lanjut Earnest dikhawatirkan akan memperparah konflik sektarian di Irak, mengingat ISIS adalah kelompok Sunni radikal.
Sementara itu, di sisi lain ISIS terus memperkuat pertahanan mereka di sekitar Ramadi. Menurut para saksi mata, kelompok radikal itu mulai menyebar ranjau darat, dan membuat pos-pos pertahanan di sekliling kota yang hanya berjarak 100 Km dari Ibukota Irak, Baghdad.
Tank-tank dan senjata berat tersebut, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (20/5/2015), ditempatkan di sekitar kota Ramadi. Pengerahan tank dan senjata berat ini dilakukan tidak lama setelah ribuan milisi Syiah bertolak ke Ramadi, untuk membantu pasukan Irak melawan ISIS.
Selain pasukan Irak dan milisi Syiah, Amerika Serikat (AS) juga menyatakan siap membantu dengan melakukan serangan udara ke wilayah tersebut. Kesiapan AS tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.
Namun, Earnest mengingatkan, bahwa milisi Syiah harus patuh pada perintah dari pemerintah Irak, sebagai pemegang komando. "AS akan sangat mendukung upaya multi-sektarian, berdasarkan permintaan dan komando penuh dari pemerintah pusat di Irak," kata Earnest dalam pernyataannya.
Dirinya takut, milisi Syiah tersebut dikontrol oleh Iran, dan tidak patuh pada perintah pemerintah Irak sebagai pemegang komando utama. Kedatangan milisi Syiah juga, lanjut Earnest dikhawatirkan akan memperparah konflik sektarian di Irak, mengingat ISIS adalah kelompok Sunni radikal.
Sementara itu, di sisi lain ISIS terus memperkuat pertahanan mereka di sekitar Ramadi. Menurut para saksi mata, kelompok radikal itu mulai menyebar ranjau darat, dan membuat pos-pos pertahanan di sekliling kota yang hanya berjarak 100 Km dari Ibukota Irak, Baghdad.
(esn)