Jaksa Cantik Crimea: Kiev Ancam Bunuh Saya
A
A
A
CRIMEA - Jaksa Agung Crimea, Natalya Poklonskaya mengaku sempat mendapat ancaman dari pemerintah Ukraina bahwa dirinya akan ditangkap dan dipenjara dalam waktu yang sangat lama. Selain ditangkap. Poklonskaya juga menyebut sempat diancam akan dibunuh oleh Kiev.
"Seorang agen dari kantor Jaksa Agung Ukraina melepon dan melemparkan ancaman. Mereka mengatakan kepada saya, bahwa mereka akan melemparkan saya ke penjara, mereka akan membunuh saya di penjara dan memotong-motong tubuh saya," ucap Poklonskaya.
Ancaman ini, menurut Poklonskaya seperti dilansir Sputnik pada Kamis (12/3/2015), dimaksudkan agar dirinya mengundurkan diri sebagai Jaksa Agung di wilayah yang memisahkan diri dari Ukriana tersebut.
"Mereka mengatakan secara terbuka dan langsung, bahwa jika saya berhenti dari Kantor Kejaksaan Crimea, maka mereka akan menganggapnya sebagai keputusan sukarela untuk menghentikan kegiatan kriminal," imbuhnya.
"Mereka menambahkan bahwa van dengan pasukan khusus sudah dalam perjalanan untuk menangkap saya dan mereka akan melemparkan saya ke sel penjara. Saya menjawab bahwa saya lebih suka berada di sel penjara daripada bekerja untuk fasis," tambahnya.
Dirinya menegaskan, sebagai seorang Jaksa dia tidak boleh takut akan ancaman apapun, terutama bila itu datang dari pemerintah Ukraina. Menurutnya, dia punya tanggung jawab besar untuk menegakan keadilan di Crimea, yang membuatnya harus memiliki mental baja.
Poklonskaya sendiri merupakan satu dari puluhan orang yang dijatuhkan sanksi oleh Barat dan Uni Eropa karena dinilai terlibat langsung dalam memobilisiasi massa, ketika referendum terjadi di Crimea.
"Seorang agen dari kantor Jaksa Agung Ukraina melepon dan melemparkan ancaman. Mereka mengatakan kepada saya, bahwa mereka akan melemparkan saya ke penjara, mereka akan membunuh saya di penjara dan memotong-motong tubuh saya," ucap Poklonskaya.
Ancaman ini, menurut Poklonskaya seperti dilansir Sputnik pada Kamis (12/3/2015), dimaksudkan agar dirinya mengundurkan diri sebagai Jaksa Agung di wilayah yang memisahkan diri dari Ukriana tersebut.
"Mereka mengatakan secara terbuka dan langsung, bahwa jika saya berhenti dari Kantor Kejaksaan Crimea, maka mereka akan menganggapnya sebagai keputusan sukarela untuk menghentikan kegiatan kriminal," imbuhnya.
"Mereka menambahkan bahwa van dengan pasukan khusus sudah dalam perjalanan untuk menangkap saya dan mereka akan melemparkan saya ke sel penjara. Saya menjawab bahwa saya lebih suka berada di sel penjara daripada bekerja untuk fasis," tambahnya.
Dirinya menegaskan, sebagai seorang Jaksa dia tidak boleh takut akan ancaman apapun, terutama bila itu datang dari pemerintah Ukraina. Menurutnya, dia punya tanggung jawab besar untuk menegakan keadilan di Crimea, yang membuatnya harus memiliki mental baja.
Poklonskaya sendiri merupakan satu dari puluhan orang yang dijatuhkan sanksi oleh Barat dan Uni Eropa karena dinilai terlibat langsung dalam memobilisiasi massa, ketika referendum terjadi di Crimea.
(esn)