Demo Berdarah Peringati Revolusi Mesir, 20 Orang Terbunuh

KAIRO - Setidaknya 20 orang terbunuh dalam demonstrasi berdarah di Kairo dan kota-kota lain di Mesir. Demo berdarah itu berlangsung untuk menandai peringatan revolusi Mesir tahun 2011 lalu.

Demo berdarah pecah pada hari Minggu. Beberapa korban tewas ditemukan di Kairo, El-Matariya, Damanhur, Alexandria dan di Giza. Seorang yang menjalani wajib militer juga tewas dalam demo berdarah di Distrik El-Matariya. Data korban tewas hingga 20 orang itu dilaporkan Al-Jazeera.

Pejabat setempat menuduh salah satu demonstran di Alexandria menembak polisi sebelum pasukan keamanan membunuh dia.

Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan, bahwa dua dari tiga orang yang tewas di Damanhur mencoba untuk menanam bahan peledak.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mesir, Hany Abdel Latif kepada kantor berita MENA, Senin (26/1/2015), mengatakan, petugas keamanan telah menangkap sedikitnya 150 orang atas tuduhan menghasut kekerasan pada hari Minggu kemarin.

Pihak aktivis menyalahkan polisi Mesir atas kematian dua satu warga di Alexandria, yakni Shaimaa el-Sabagh, seorang ibu 32 tahun dan Sondos Rida Abu Bakar, 17. Pemerintah Mesir mengaku sedang menyelidiki tuduhan itu.

Sementara itu, di Qatar, ulama Muslim terkemuka, Yusuf al-Qaradawi menyerukan protes di Mesir untuk menandai revolusi pada 25 Januari 2011. Ulama ini menganggap mantan Presiden Mohamed Morsi, anggota Ikhwanul Muslimin yang digulingkan oleh militer Mesir, adalah pemimpin Mesir yang sah.

”Saya menyerukan kepada rakyat Mesir, semua orang mampu untuk pergi keluar dari rumah mereka pada kesempatan yang besar ini. Rakyat Mesir harus pergi keluar dan menyatakan bahwa mereka tidak ingin apa-apa, tapi revolusi telah mereka mulai,” kata Qaradawi dalam rekaman video yang diposting di akun Twitter-nya.