Dulu Rocker Wanita Inggris, kini Ingin Jadi Algojo ISIS

Senin, 01 September 2014 - 14:22 WIB
Dulu Rocker Wanita Inggris, kini Ingin Jadi Algojo ISIS
Dulu Rocker Wanita Inggris, kini Ingin Jadi Algojo ISIS
A A A
CHATAM - Dulunya, Sally Jones, wanita asal Chatam Inggris ini dikenal sebagai anggota band rock. Tapi, wanita berusia 45 tahun itu telah mengalami perubahan drastis setelah bergabung dengan ISIS, dan ingin menjadi algojo kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi itu.
Perubahan itu terjadi sejak Sally Jones menikah dengan militan Ingris bernama Umm Hussain al-Britani yang merupakan militan fanatik ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah.

Dengan pakaian serba hitam yang menutupi seluruh tubuh termasuk wajahnya, Sally Jones sesumbar ingin menjadi algojo ISIS pemenggal sandera yang beragama Kristen.

Wanita yang sempa tenar sebagai rocker Inggris telah bersumpah setia kepada ISIS. Dia menikah dengan hacker Inggris setelah berkenalan secara online. Suaminya telah berubah menjadi seorang militan garis keras, dan dia pun mengikuti jejak suaminya.

Pasangan itu sudah lama meninggalkan Inggris untuk bergabung dengan ISIS di Timur Tengah. Klaim, mantan rocker Inggris yang siap menjadi algojo ISIS pemenggal para tawanan beragama Kristen itu sempat muncul di YouTube sebelum akhirnya dihapus.

Dia diketahui bergabung dengan sebuah band rock pada awal 1990-an. Pasangan itu kini diprediksi berada di Suriah. Sosoknya juga sempat muncul dalam sebuah foto, di mana Sally Jones memegang senapan AK-47.

Dia diyakini bergabung dengan militan asal Inggris lainnya yang menjadi tersangka pemenggal jurnalis Amerika Serikat, James Foley.

Sally Jones yang ingin jadi algojo ISIS kini mengganti namanya menjadi Sakinah Hussain. Tadi malam kakaknya, Patrick, 52, mengatakan bahwa pihak keluarga kaget setelah Sally Jones pindah keyakinan dan berubah menjadi militan radikal.

“Ini adalah waktu yang sangat menjengkelkan dan menyedihkan bagi keluarga saya dan saya yang tidak ingin dia menjadi bagian dari itu. Dia jatuh cinta (dengan hacker yang jadi militan), dan kemudian pergi,” kata Patrick, seperti dikutip Mail Online, Senin (1/9/2014).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5120 seconds (0.1#10.140)