Kasus Penyadapan Tamat, Komunikasi RI-Australia Pulih

Kamis, 28 Agustus 2014 - 16:59 WIB
Kasus Penyadapan Tamat, Komunikasi RI-Australia Pulih
Kasus Penyadapan Tamat, Komunikasi RI-Australia Pulih
A A A
NUSA DUA - Kasus penyadapan intelijen Australia terhadap ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tamat setelah penandatangan Code Of Conduct (CoC), Kamis (28/8/2014).

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa menegaskan, setelah CoC ditekan, komunikasi kedua pihak pulih seperti sedia kala.

”Komunikasi Indonesia dan Australia pasca-penandatangan kesepakatan ini langsung pulih. Komunikasi kita dan Australia akan kembali seperti sedia kala," ucap Marty di Nusa Dua, Bali. (Baca: Di Depan SBY, Kasus Penyadapan Australia Tamat!)

Komunikasi ini termasuk dalam bidang militer dan intelijen. Marty bahkan menyatakan Indonesia dan Australia akan meningkatkan kerjasama di kedua bidang tersebut.

Terkait kapan dimulainya kerjasama militer dan intelijen kedua pihak, Merty belum bisa memastikannya. Sebab, soal waktu tergantung dari militer Indonesia dan Australia.

“Apakah akan ada kerjasama lanjutan seperti latihan perang bersama antara militer Indonesia dan Australia, itu semua adalah masalah teknik. Jadi kembali kepada otoritas kedua negara yang akan menentukan hal ini diperlukan atau tidak,” katanya. (Baca juga: Kasus Penyadapan Tamat, Intel Australia dan RI 'Mesra' Lagi)

Marty menegaskan saat ini yang terutama adalah kedua negara telah memiliki komitmen agar kejadian semacam ini (penyadapan) tidak terulang kembali. Kasus penyadapan yang dilakukan intelijen Australia tahun 2009 menyasar pada ponsel SBY, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan para menteri senior.

Skandal penyadapan itu dibocorkan mantan kontrakror NSA, Edward Snowden, yang kini bersembunyi di Rusia, karena diburu aparat Amerika Serikat.

”Yang harus kita garis bawahi adalah kerjasama ini tanpa preseden. Kedua negara secara terbuka dalam menyepakati adanya komitmen untuk tidak melakukan penyadapan seperti ini lagi,” tegas Marty
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4983 seconds (0.1#10.140)