Info WikiLeaks Terungkap di Malaysia, di RI Misterius

Jum'at, 01 Agustus 2014 - 09:16 WIB
Info WikiLeaks Terungkap di Malaysia, di RI Misterius
Info WikiLeaks Terungkap di Malaysia, di RI Misterius
A A A
JAKARTA - Kasus dugaan korupsi multi-juta dolar dalam proyek pencetakan uang tahun 1999 yang dibongkar WikiLeaks mulai terungkap di Malaysia. Sedangkan di Indonesia tokoh yang diduga terlibat masih misterius.

WikiLeaks, seperti diberitakan Sindonews, sempat menyebut nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan presiden Megawati Soekarnoputri dan mantan menteri Laksamana Sukardi. (Baca: SBY Klarifikasi Berita WikiLeaks dan Sindonews)

Namun, SBY dan Mega yang melalui PDIP membantah keterlibatan mereka seperti yang disebut WikiLeaks. (Baca: Istana Tanggapi Info WikiLeaks soal Dugaan Korupsi SBY, PDIP Bantah Info WikiLeaks soal Dugaan Korupsi Megawati)

Pemerintah Australia, juga menegaskan nama SBY dan Mega bukan sebagai pihak yang terlibat dalam Pengadilan Securency. (Baca juga: Australia: SBY dan Mega Tak Terlibat)

Kasus ini melibatkan perusahaan Reserve Bank of Australia (RBA) dan Note Printing Australia. Dua perusahaan itu diduga menyuap para pejabat terkait di Indonesia, Malaysia dan sejumlah negara Asia agar dimenangkan dalam proyek pencetakan uang.

Di Malaysia, kasus ini sudah menyebut nama yang terlibat. Direktur Pusat untuk Memerangi Korupsi dan Kronisme, Cynthia Gabriel, mengatakan direktur perusahaan investasi Aksavest, Abdul Kayum Ahmad sudah didakwa.

Kayum Ahmad, kata Gabriel telah menyuap RM50.000 atau sekitar Rp184,6 juta mantan asisten gubernur Bank Negara Malaysia, Muhammad Daud Dol Moin.

Tujuannya, Gabriel melanjutkan, untuk memenangkan kontrak pencetakan uang kertas. Tapi, dia memastikan pejabat di tingkat yang lebih tinggi terlibat.

”Sebuah badan independen harus dibentuk untuk memulai investigasi baru untuk mengungkap peran dari tiga perdana menteri yang disebutkan dalam perintah pembungkaman (informasi dari Australia seperti yang diungkap WikiLeaks,” katanya, Jumat (1/8/2014), seperti dikutip Today Online.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5809 seconds (0.1#10.140)