Jam mewah panglima TNI disorot media Singapura

Rabu, 23 April 2014 - 11:42 WIB
Jam mewah panglima TNI disorot media Singapura
Jam mewah panglima TNI disorot media Singapura
A A A
Sindonews.com – Media Singapura kembali menyoroti sosok Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko. Jika sebelumnya sang jenderal disorot perihal ucapan “maaf” dalam polemik KRI Usman Harun yang kemudian diklarifikasi, kini giliran jam mewahnya yang disorot media Singapura.

Laman mothership.sg, kemarin memberitakan secara singkat tanpa konfirmasi perihal jam tangan mewah Jenderal Moeldoko. Pemberitaan itu berdasarkan foto, di mana sang jenderal mengenakan jam tangan bermerk Richard Mille. “Jam tangan ini konon dijual lebih dari USD100.000,” tulis media Singapura tersebut.

Analisa pemberitaan itu sejatinya mengacu pada foto dalam laman Straits Times yang dilansir 25 Maret 2014, di mana Jenderal Moeldoko terlihat mengenakan jam yang tampaknya bermerk Richard Mille. Jam tangan mewah itu sangat langka, hanya ada sekitar 30 unit yang dijual di seluruh Amerika Utara dan Selatan.

”Jenderal Indonesia tampaknya berhasil mendapatkan salah satunya. Atau, bisa jadi itu varian yang berbeda tetapi masih untuk jenis yang terbatas,” ulas media tersebut.

Jam tangan mewah Jenderal Moeldoko, kemudian disejajarkan dengan jam tangan mewah yang jumlahnya terbatas. Media itu kemudian mengulas berbagai jenis jam mewah yang biasa dikenakan para tokoh-tokoh dunia, termasuk yang dikenakan para pilot pesawat dalam Perang Dunia II.

Polemik "maaf"

Sebelum ini, media Singapura lainnya, Channel News Asia, menulis, bahwa Jenderal Moeldoko meminta maaf atas polemik KRI Usman Harun yang membuat Indonesia dan Singapura tegang. Nama KRI Usman Harun diambil dari dua marinir Indonesia, yakni Usman Muhammad Ali dan Harun Said yang terlibat pemboman di gedung MacDonald, Singapura tahun 1965.

”Sekali lagi saya minta maaf. Kami tidak punya niat buruk apapun untuk membangkitkan emosi. Tidak sama sekali,” tulis media itu mengutip wawancara Jenderal Moeldoko.

Berselang sehari kemudian, Pihak Mabes TNI membantah mengenai permintaan maaf Jenderal Moeldoko itu.Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayor Jenderal M Fuad Basya mengatakan, permintaan maaf itu bukan didasari penyesalan sikap TNI karena penamaan kapal tersebut dengan Usman Harun.

Tetapi, permintaan maaf panglima karena tidak akan mengganti nama kapal militer Usman Harun tersebut."Tidak benar pernyataannya seperti itu. Saya tidak mengerti apakah mereka yang tidak bisa menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau apa," ujar Fuad kepada Sindonews melalui sambungan telepon, Kamis (17/4/2014) lalu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3193 seconds (0.1#10.140)