Trump Resmi Jadi Presiden AS, Kerusuhan Pecah di Washington

Sabtu, 21 Januari 2017 - 03:03 WIB
Trump Resmi Jadi Presiden AS, Kerusuhan Pecah di Washington
Trump Resmi Jadi Presiden AS, Kerusuhan Pecah di Washington
A A A
WASHINGTON - Kerusuhan pecah di jalan-jalan di Washington ketika Donald John Trump resmi dilantik sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS), Jumat (20/1/2017) waktu setempat. Ratusan aktivis berpakaian hitam mengamuk dengan menghancurkan jendela toko, merusak mobil dan memblokir lalu lintas.

Massa anti-Trump juga terlibat bentrok dengan polisi antihuru-hara. Polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk mengatasi amukan massa.

Menurut laporan Reuters, Sabtu (21/1/2017), sekitar 500 orang, beberapa di antaranya mengenakan masker, berbaris melewati pusat kota Washington.

Mereka bersenjata palu menghancurkan jendela-jendela bangunan yang jadi simbol sistem kapitalis Amerika. Beberapa bangunan yang dirusak itu di antaranya bank-bank Amerika dan outlet-otlet McDonald.

Kerumunan massa mengusung spanduk dan meneriakkan slogan-slogan anti-Trump. “Membuat Rasis Takut Lagi,” teriak para demonstran memelesetkan slogan “Membuat Amerika Besar Lagi” yang merupakan slogan khas Donald Trump semasa kampanye.

Amuk massa mulai terjadi sekitar 90 menit sebelum Trump dilantik di Capitol, yang berjarak 2,4km dari pusat kerusuhan. Kerusuhan masih ditangani polisi ketika pelantikan Presiden Trump berlangsung.

Polisi telah menahan sekitar 50 orang. Dua petugas polisi menderita luka ringan akibat serangan dari massa yang mencoba menghindari penangkapan oleh petugas.

”Pesan yang saya ingin kirim adalah bahwa Trump tidak mewakili negeri ini. Dia mewakili kepentingan perusahaan,” kata Jessica Reznicek, pekerja bantuan asal Iowa yang ambil bagian dalam protes kekerasan di Washington.

Tidak jauh dari Gedung Putih, demonstran juga bentrok dengan polisi, di mana massa anti-Trump melemparkan kursi aluminium di sebuah kafe outdoor. Bob Hrifko, anggota dari "Bikers for Trump" kelompok yang merayakan pelantikan Trump, dipukul di wajah ketika mencoba untuk campur tangan dalam bentrok.

”Saya tahu, hukum, ketertiban dan semua itu,” kata Hrifko, yang mengalami pendarahan bawah matanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4933 seconds (0.1#10.140)