Gambia Berlakukan Keadaan Darurat, Hampir 1.000 Turis Inggris Dievakuasi

Rabu, 18 Januari 2017 - 15:27 WIB
Gambia Berlakukan Keadaan Darurat, Hampir 1.000 Turis Inggris Dievakuasi
Gambia Berlakukan Keadaan Darurat, Hampir 1.000 Turis Inggris Dievakuasi
A A A
LONDON - Agen perjalanan Inggris, Thomas Cook, mengevakuasi hampir 1.000 wisatawan dari Gambia. Evakuasi itu dilakukan setelah Presiden Yahya Jammeh menyatakan keadaan darurat yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kerusuhan sipil.

Dalam sebuah pernyataan di situsnya, Thomas Cook mengatakan telah mengaktifkan rencana kontingensi. Mereka juga telah menyiapkan penerbangan ekstra dalam 48 jam ke depan untuk mengangkut 985 pelanggan paket wisata dari negara kecil di Afrika Barat itu seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/1/2017).

"Kami juga berusaha menghubungi 2.500 penerbangan agar bersedia terbang hanya untuk turis di Gambia agar dapat menyiapkan penerbangan awal bagi mereka," bunyi pernyataan Thomas Cook.

Presiden Republik Islam Gambia Al Hadji Yahya Jammeh mengumumkan status darurat, sehari sebelum pelantikan presiden terpilih Adama Barrow. Jammeh yang sudah 22 tahun berkuasa, menolak lengser setelah tidak mengakui kekalahannya dari Barrow dalam pemilu Desember 2016 lalu.

Jammeh semula mengakui kekalahannya dalam pemilu. Tapi, dia mengubah keputusan awal itu dengan tidak mengakui kemenangan rival politiknya, Adama Barrow. Penolakan lengser Jammeh membuat Gambia mengalami krisis politik. Barrow yang semestinya jadi presiden baru telah berada di pengasingan di Senegal untuk mencari keselamatan.

Jammeh tetap menolak lengser meski ada ancaman intervensi militer dari negara-negara Afrika Barat. Selama berkuasa, Jammeh telah jadi sorotan media-media internasional atas berbagai keputusannya. Di antaranya, dia mengubah Gambia dari negara sekuler menjadi negara Islam dengan nama Republik Islam Gambia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3654 seconds (0.1#10.140)