Australia Sangkal Rekrut TNI Jadi Mata-mata

Jum'at, 06 Januari 2017 - 04:52 WIB
Australia Sangkal Rekrut TNI Jadi Mata-mata
Australia Sangkal Rekrut TNI Jadi Mata-mata
A A A
CANBERRA - Menteri Pertahanan Australia Marise Payne menyangkal tuduhan bahwa militernya merekrut personel terbaik dari Korps Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai mata-mata untuk Australia. Dia menyebut tuduhan seperti itu tidak berdasar.

”Ini adalah sesuatu yang kita tidak akan setujui, tentu saja,” katanya, pada hari Kamis. Tuduhan muncul setelah Indonesia berhenti mengirimkan tentara terbaiknya untuk pelatihan di Australia.

Penghentian ini menyusul karena kekhawatiran yang disuarakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, di mana militer Australia dikhawatirkan merekrut anggota terbaik TNI sebagai mata-mata Australia.

Militer Indonesia sebelumnya menyatakan telah menangguhkan kerja sama dengan militer Australia, menyusul temuan bahan pendidikan oleh pasukan khusus Indonesia atau Kopassus saat latihan di Akademi Militer Australia di Perth, November 2106. Bahan atau materi itu dianggap menghina Pancasila dan Indonesia.

Materi tersebut berisi seruan kemerdekaan Papua dari Indonesia. Selain itu, materi memelestkan kata “Pancasila” menjadi “Pancagila”. Padahal, Pancasila merupakan dasar negera Indonesia. Materi itu, menurut Payne, telah dihapus.

Sementara itu, media Australia, ABC, semalam (5/1/2017), melaporkan bahwa Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan penaggguhan kerja sama militer kedua negara hanya akan berlaku untuk kelas bahasa di fasilitas Pasukan Khusus.

Kerja sama militer antara kedua negara terakhir ditangguhkan pada 2013 menyusul skandal penyadapan ponsel presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh intelijen Australia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4146 seconds (0.1#10.140)