Israel Beber Data Ribuan Bayi Yaman yang Diduga Diculik

Jum'at, 30 Desember 2016 - 07:39 WIB
Israel Beber Data Ribuan Bayi Yaman yang Diduga Diculik
Israel Beber Data Ribuan Bayi Yaman yang Diduga Diculik
A A A
TEL AVIV - Kantor Arsip Nasional Israel mengumumkan peluncuran sebuah database online dari 200 ribu dokumen yang dirahasiakan selama puluhan tahun. Data itu termasuk dugaan penculikan ribuan bayi Yahudi Yaman oleh keluarga Yahudi Eropa di awal-awal berdirinya negara Israel.

Sejak negara Israel berdiri terjadi gelombang emigrasi warga Yahudi Yaman ke negara itu sekitar tahun 1950-an. Para aktivis Yaman pernah mengungkap bahwa ada ribuan bayi Yahudi Yaman yang dinyatakan meninggal oleh dokter, tapi sebenarnya bayi-bayi diculik untuk diadopsi oleh para pasangan Yahudi Eropa.

Bayi-bayi itu hilang dari kamp-kamp yang dibangun untuk komunitas Yahudi Yaman yang bermigrasi ke Israel dengan komunitas Arab lainnya pada awal 1950-an atau setelah negara Israel berdiri tahun 1948.

Para dokter di kamp-kamp mengatakan kepada warga Yahudi Yaman bahwa bayi-bayi mereka telah meninggal. Tapi, dokter menolak untuk menyerahkan tubuh maupun sertifikat kematian.

Aktivis dan anggota keluarga Yahudi Yaman percaya jumlah bayi yang diculik atau diambil pada tahun itu mencapai ribuan. Selain bayi-bayi Yahudi Yaman, para bayi dari imigran negara-negara Arab dan Balkan juga diduga diculik.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya berjanji akan mendukung pembukaan arsip negara, yang biasanya akan diklasifikasikan sampai 2031.

Di antara dokumen yang sudah dilansir untuk publik adalah laporan rahasia dari penyelidikan pemerintah. Ditemukan bahwa sebagian besar anak-anak yang hilang dinyatakan meninggal dan tidak sedikit yang nasibnya tidak diketahui. Tapi, dokumen resmi itu tidak memberikan bukti bahwa ribuan bayi Yahudi Yaman telah diculik.

Kantor Arsip Negara Israel menyatakan dengan dibukanya data ini pihak keluarga terkait dapat menyelidiki tentang kasus penghilangan terhadap anak-anak mereka. ”Tidak ada dokumen rahasia,” bunyi arsip yang dirilis kantor tersebut, seperti dikutip IB Times, semalam (29/12/2016).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3263 seconds (0.1#10.140)