Donald Trump Undang Duterte ke Gedung Putih Tahun Depan

WASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald John Trump mengundang Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Gedung Putih tahun depan. Undangan itu disampaikan Trump melalui percakapan telepon.

Keputusan presiden terpilih AS mengundang Duterte ke Gedung Putih ini diungkap ajudan Trump. Langkah Trump sebagai terobosan di tengah hubungan antara AS dan Filipina yang “mengeras” karena dipicu perselisihan Duterte dan Presiden Barack Obama.

Penasihat khusus Duterte, Christopher Go, juga membenarkan percakapan kedua pemimpin itu selama lebih dari tujuh menit. Namun, tim transisi Trump belum bersedia berkomentar.

Sejak berkuasa lima bulan lalu, Duterte mengumbar ledekan terhadap pemerintahan Obama. Duterte yang menyadari bahwa Filipina merupakan sekutu AS justru ingin bersekutu dengan China dan Rusia—dua negara yang selama ini jadi rival Washington.

Duterte pernah memuji China dan meledek Obama dengan seruan “go to hell”. Pemimpin Filipina ini bahkan pernah menghina Obama dengan menyebutnya sebagai “anak pelacur”. Sikap Duterte ini dipicu oleh kritik pemerintah AS terhadap perang melawan narkoba yang dianggap melanggar HAM karena memicu pembunuhan brutal di luar hukum.

Duterte senang ketika Trump terpilih sebagai presiden pengganti Obama. Dia mengaku tidak ingin bertengkar lagi dengan AS.

Seorang sumber yang telah menyarankan tim transisi Trump dalam pembuatan kebijakan keamanan mengatakan kepada Reuters, bahwa Trump harus memulai menjalin hubungan dengan Duterte secara “bersih”.

”Dia sangat mampu berbicara dengan Duterte secara terbuka tanpa menganut kegagalan kebijakan sebelumnya,” kata sumber itu, yang dilansir Sabtu (3/12/2016).