Cerita Fidel Castro Simpati pada Yahudi tapi Kutuk Israel

Sabtu, 26 November 2016 - 15:10 WIB
Cerita Fidel Castro Simpati pada Yahudi tapi Kutuk Israel
Cerita Fidel Castro Simpati pada Yahudi tapi Kutuk Israel
A A A
HAVANA - Fidel Castro, bekas presiden Kuba meninggal dunia di Havana sekitar pukul 19.00 pada Jumat malam waktu setempat. Castro yang dianggap dedengkot Komunis terakhir di eranya ini pernah bersimpati pada warga Yahudi yang jadi korban Holocaust oleh rezim Nazi, tapi dia mengutuk Israel ketika membantai rakyat Palestina dalam Perang Gaza tahun 2014.

Pada tahun 2010, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan apresiasi atas pernyataan Fidel Castro setelah Netanyahu membaca artikel wawancara Castro dengan wartawan The Atlantic, Jeffery Goldberg.

Dalam wawancara itu, Castro, menurut Goldberg, menyatakan "Simpati besar untuk orang-orang Yahudi yang teraniaya sepanjang sejarah". Tak hanya itu, Castro menyatakan kekaguman pada ayah Netanyahu, Ben-Zion, yang dipandang sebagai sejarawan terkemuka di dunia.

“Pernyataan yang terkait dengan Castro menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang sejarah orang-orang Yahudi dan Negara Israel,” puji Netanyahu pada Castro.

Mediang Presiden Israel Shimon Peres juga pernah memuji mantan pemimpin Kuba itu. ”Saya harus mengakui bahwa pernyataan Anda, menurut pendapat saya, tak terduga dan penuh dengan kedalaman intelektual yang unik,” tulis Peres dalam sebuah pesan yang ditujukan pada Castro.

Namun pujian para pemimpin Israel terhadap Castro itu ternyata membuat para politisi Amerika Serikat (AS) marah. Beberapa di antaranya bahkan menuntut Netanyahu meminta maaf dan menarik pujiannya terhadap Castro.

Legislator Florida, Ileana Ros-Lehtinen, yang merupakan politisi senior Partai Republik di parlemen AS yang terkenal gigih mendukung Israel marah atas pujian Netanyahu pada Castro. Ros-Lehtinen dilahirkan di Havana, Kuba. Dia yang tinggal di Florida, AS, menentang Kuba karena melanjutkan perjuangan ayahnya yang berkampanye anti-Castro di kalangan ekspatriat Kuba.

Mendengar pujian Netanyahu atas komentar Castro, Ros-Lehtinen menghubungi beberapa pejabat Israel agar mendesak Netanyahu menarik kembali komentarnya dan meminta maaf. Pada kunjungannya ke AS dua pekan lalu, Netanyahu menelepon politisi AS itu dan meminta maaf.

Dalam sebuah laporan, yang dilansir Haaretz, Sabtu (26/11/2016), Ros-Lehtinen memberitahu Netanyahu, "Saya hanya mengatakan, orang ini telah menjadi musuh Israel, hanya karena dia mengatakan sesuatu yang orang normal akan mengatakannya setelah 50 tahun melakukan hasutan anti-Israel.”

Castro sendiri pernah mengutuk keras Israel ketika Perang Gaza pecah tahun 2014. “Serangan Israel di Gaza sebagai bentuk baru fasisme, menjijikkan,” kata Castro yang saat itu bersimpati pada rakyat Palestina di Gaza yang jadi pembantaian militer Israel.

Castro kemudian membuat komentar dalam kolom berjudul ”Holocaust Palestina di Gaza” dan diterbitkan di sebuah surat kabar resmi Partai Komunis Kuba. ”Mengapa pemerintah negara ini (Israel) berpikir bahwa dunia akan tahan terhadap genosida mengerikan ini, yang sedang dilakukan saat ini terhadap rakyat Palestina?" tulis Castro.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3443 seconds (0.1#10.140)