Cerita Tragis Abu Sayyaf Penggal Tentara Filipina

Kamis, 01 September 2016 - 07:59 WIB
Cerita Tragis Abu Sayyaf Penggal Tentara Filipina
Cerita Tragis Abu Sayyaf Penggal Tentara Filipina
A A A
ZAMBOANGA - Ketika berita 15 tentara Filipina tewas dalam perang sengit melawan kelompok Abu Sayyaf di Patikul, Solo, Mila Falcasantos mengirim pesan singkat (SMS) kepada anakanya, Jison, anggota Batalyon Infanteri 35 Angkatan Darat Filipina.

”Nak, bagaimana kabarmu di sana?,” bunyi SMS yang dikirim ibu tentara Filipina itu kepada putranya sekitar pukul 18.40, pada hari Senin.

Ibu tujuh anak yang berusia sekitar 60-an tahun itu cemas menunggu balasan SMS putranya, tapi tak kunjung datang. Dia menjadi sangat khawatir dengan anak ketiganya dan hampir tidak tidur pada malam itu.

Pada pukul 06.44 pada hari Selasa, ponselnya berbunyi.

”Anak Anda sudah tewasi, dia tidak memiliki kepala sekarang, kami memenggal kepalanya, Selasa,” bunyi SMS yang dikirim dari ponsel putra Mila Falcantos. Dari SMS itu, Mila Falcasantos menyadari anaknya sudah dibunuh Abu Sayyaf dan ponsel putranya dipegang kelompok bersenjata tersebut.

Kaget mendengar putranya dipenggal, ibu tentara Filipina itu mengirim SMS lagi; ”Anda tidak memiliki hati nurani.”

Tak lama kemudian, muncul balasan SMS lagi dari Abu Sayyaf via ponsel yang sama. ”Memang, kami tidak memiliki keraguan karena mereka adalah orang-orang yang datang ke daerah kami, saya akan memotong kepala Anda juga,” bunyi SMS balasan itu.

Wanita itu lantas menelepon kerabatnya, seorang perwira militer di Jolo, yang menegaskan bahwa Pfc. Jison Falcasantos adalah salah satu dari 15 tentara Filipina yang tewas di Sitio Kan Jalul di Patikul pada Senin sore. Kerabat itu membenarkan bahwa Jison tewas dipenggal Abu Sayyaf.

”Dia melihat tubuh anak saya, dan dua tentara lainnya, termasuk seorang perwira yang juga telah dipenggal,” kata Mila Falcantos, yang dikutip dari Daily Inquirer, Kamis (1/9/2016).

Baca:
Perang Sangit Lawan Abu Sayyaf, 15 Tentara Filipina Tewas


Mila Falcantos mengatakan bahwa Presiden Rodrigo Duterte harus mengakhiri ancaman dari Abu Sayyaf sehingga tidak ada kehidupan yang jadi korban secara percuma.

Dia menyadari risiko kematian yang harus ditanggung putranya ketika menjadi tentara. Namun, dia tidak menduga jika putranya harus tewas dipenggal Abu Sayyaf.

Juru bicara Komando Mindanao Barat Militer Filipina, Mayor Filemon Tan Jr., membenerkan ada 15 tentara Filipina yang tewas saat perang sengit dengan Abu Sayyaf Senin lalu. Sedangkan dari kubu Abu Sayyaf sebanyak 21 militan tewas.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3451 seconds (0.1#10.140)