Demi Duit Rp2,3 Miliar, Gadis Vietnam Potong Tangan dan Kaki

Jum'at, 26 Agustus 2016 - 07:09 WIB
Demi Duit Rp2,3 Miliar, Gadis Vietnam Potong Tangan dan Kaki
Demi Duit Rp2,3 Miliar, Gadis Vietnam Potong Tangan dan Kaki
A A A
HANOI - Seorang gadis muda Vietnam baru-baru ini mengejutkan polisi setelah mengakui bahwa dia telah membayar seseorang untuk memotong kaki dan tangan kirinya agar bisa mengklaim asuransi kesehatan USD180 ribu atau sekitar Rp2,3 miliar.

Gadis berusia 30-an tahun bernama Ly Thi N itu meyakinkan orang kenalannya untuk memotong kaki dan lengan kirinya dengan upah 50 juta dong (USD2.200).

Ly membuat rencana supaya mutilasi itu seolah-olah dirinya seperti korban yang ditabrak kereta api. Dalam rekayasa itu, dia meminta seseorang benama Doan Van D, bertindak sebagai saksi yang menemukannya terluka di dekat rel kereta api di Hanoi.

Saksi rekaan itu kemudian menghubungi ambulans dan melapor polisi tentang "kecelakaan". Demikian laporan Oddity Central, yang dikutip Jumat (26/8/2016).

Ly Thi N ditemukan tergeletak di tanah dengan potongan tangan dan kaki. Dia mengatakan kepada polisi bahwa dia telah berkeliaran di dekat jalur kereta api saat kereta api lewat dan menyeretnya di bawah.

Doan Van D, yang dia digambarkan sebagai orang asing,diklaim hanya kebetulan lewat dan akhirnya menyelamatkan hidupnya.

Pada awalnya, semua orang berpikir bahwa korban beruntung masih hidup. Tetapi polisi menyelidiki kecelakaan yang mencurigakan itu.

Kasus itu diselidiki lebih lanjut. Penyelidik menemukan bahwa Ly Thi N berjuang keras untuk mendapatkan klaim asuransi kesehatan.

Namun, pada faktanya dia kehilangan uang yang harus dibayarkan kepada Doan Van D sebesar 50 juta dong untuk merekayasa kecelakaan. Dia juga kehilangan lengan kiri dan kaki. Tragisnya, dia gagal mendapatkan klaim asuransi setelah motif tidakannya terungkap.

Meski termasuk kejahatan penipuan, polisi memutuskan mencabut semua tuntutan pidana terhadap Ly dan rekannya dengan pertimbangan kecacatan yang dialami Ly sudah menjadi hukuman yang cukup.

Namun, menurut Le Van Luan, dari Bar Association Hanoi, alasan keringanan hukuman itu mungkin sedikit berbeda. "Kami membutuhkan laporan baru untuk jenis penipuan,” katanya kepada BBC. ”Dia menyakiti diri sendiri secara mengerikan dan sangat langka.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6499 seconds (0.1#10.140)