Kapal Selam Nuklir Rusia Diyakini Bikin NATO Tak Berdaya

Rabu, 27 Juli 2016 - 07:26 WIB
Kapal Selam Nuklir Rusia Diyakini Bikin NATO Tak Berdaya
Kapal Selam Nuklir Rusia Diyakini Bikin NATO Tak Berdaya
A A A
WASHINGTON - Sebuah laporan baru dari Pusat Studi Strategis dan Internasional menilai bahwa NATO tidak akan berdaya dalam menghadapi ancaman salah satu kapal selam nuklir tercanggih Rusia, K-560 Severodvinsk Yasen-class. Laporan ini menyebut kesiapan NATO untuk perang anti-kapal selam (ASW) memburuk.

Kapl selam K-560 adalah salah satu kapal selam paling maju Rusia. Dilengkapi dengan pengurangan kebisingan yang canggih dan peralatan perang elektronik, kapal selam ini juga dipersenjatai dengan rudal jarak jauh, rudal jelajah anti-kapal dan rudal torpedo. Kapal K-560 juga bisa melesat hingga 35 knot.

”Organisasi, hubungan, intelijen, dan kemampuan yang pernah mendukung jaringan kuat ASW (NATO) di Atlantik Utara dan Laut Baltik tidak ada lagi,” bunyi laporan itu.

”Dua hal telah terjadi,” imbuh sejarawan angkatan laut, Norman Polmer, kepada Defense News. ”Pertama, kapal selam (Rusia) lebih tenang, dan kedua, kami telah membongkar sebagian besar kemampuan ASW kami,” lanjut dia, yang dikutip Rabu (27/7/2016).

Laporan ini merekomendasikan bahwa semua negara NATO harus berkontribusi meningkatkan kemampuan anti-kapal selam, khususnya Inggris, yang kemampuan Angkatan Laut-nya telah mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

”Angkatan Laut Inggris mungkin pada titik surut terendah,” lanjut laporan ini mengacu pada patroli kapal induk terakhir Inggris pada 2014.

Sementara Amerika Serikat yang memiliki armada terbesar dalam aliansi telah ditempatkan di di Pasifik, karena fokus pada krisis Laut China Selatan. Sedangkan kemampuan ASW AS di Eropa tidak maksimal.

Sedangkan Prancis yang memiliki armada terkuat di Eropa, tapi banyak fokus di Mediterania, dan kurang fokus di Atlantik Utara atau Baltik.

”Intinya adalah ya, ASW NATO menurun,” kata Jerry Hendrix, seorang pensiunan kapten Angkatan Laut AS kepada Defense News. ”Kami berada di tempat yang buruk sebagai aliansi yang berkaitan dengan kebangkitan ‘bawah laut’ Rusia.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3943 seconds (0.1#10.140)