Rusia Mengebom Pos Militer AS di Suriah, Cara Moskow Tekan Obama

Sabtu, 23 Juli 2016 - 11:06 WIB
Rusia Mengebom Pos Militer AS di Suriah, Cara Moskow Tekan Obama
Rusia Mengebom Pos Militer AS di Suriah, Cara Moskow Tekan Obama
A A A
WASHINGTON - Pesawat jet tempur Rusia mengebom pos militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Suriah tenggara, bulan lalu tapi baru diungkap Pentagon kemarin. Militer AS menyebut, pengeboman itu bagian dari cara Moskow untuk penekan Pemerintah Obama agar setuju kerjasama lebih erat di langit Suriah.

Menurut pejabat AS, Rusia tidak membombardir pos-pos pemberontak di Suriah. Target mereka adalah pangkalan rahasia untuk operasi pasukan elite AS dan Inggris. Bahkan, kontingen dari sekitar 20 pasukan elite Inggris sudah ditarik keluar dari pos itu 24 jam sebelum dibom jet tempur Rusia.

Para pejabat Inggris menolak berkomentar. Namun, militer dan intelijen AS seperti dilaporkan Wall Street Journal (WSJ) mengatakan serangan Rusia di situs yang terkait dengan Central Intelligence Agency (CIA), adalah bagian dari kampanye Moskow dalam menekan rezim Obama.

Kampanye Moskow itu berisiko membunuh pasukan AS dan Inggris, meski dalam serangan tersebut tidak dilaporkan adanya korban jiwa. Pejabat Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS telah waspada terhadap eskalasi dalam keterlibatan militer AS di Suriah dan memutuskan untuk mengejar kompromi.

Baca:
Jet Rusia Mengebom Pos Militer AS dan Inggris di Suriah

Yury Melnik, juru bicara Kedutaan Besar Rusia di Washington, mengaku sudah menanyakan insiden tersebut kepada Kementerian Pertahanan Rusia, namun tidak ada komentar.

AS dan Rusia sejatinya terus mengejar kesepakatan kerjasama dalam operasi militer di Suriah, termasuk dalam misi Menteri Luar Negeri AS John Kerry di Moskow pekan lalu. Namun, Pentagon dan CIA tetap keberatan dengan seruan Rusia untuk bergabung dalam serangan melawan kelompok Al-Nusra, kelompok afiliasi Al-Qaeda di Suriah.

Menurut laporan WSJ semalam (22/7/2016), dalam sebuah pembicaraan, AS berupaya untuk mengurangi isolasi internasional terhadap Moskow, dengan imbalan Rusia akan menghentikan serangan udara terhadap pemberontak Suriah yang didukung AS dan menahan Angkatan Udara Suriah.

Pembicaraan antara AS dan Rusia itu dilaporkan masih berlanjut, di mana Rusia harus mendapatkan persetujuan Washington sebelum melakukan serangan.

Para pendukung kesepakatan di Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS menyatakan kesepakatan itu akan memungkinkan AS untuk menargetkan daerah-daerah basis Al-Nusra yang sebelumnya merupakan kawasan terlarang untuk serangan AS karena jet-jet tempur Rusia juga menyebar di kawasan itu.

Para pengkritik kesepakatan di Pentagon dan CIA menyatakan bahwa Gedung Putih menyerah pada intimidasi Rusia. Para pengkritik juga ragu bahwa Moskow akan mematuhi ketentuan perjanjian.

Sejak intervensi bersenjata atas nama Presiden Suriah Bashar al-Assad September lalu, Angkatan Udara Rusia telah melakukan ratusan serangan mendadak terhadap pemberontak Suriah yang didukung CIA. Serangan Rusia itu telah memicu kemarahan AS.

“Pada kenyataannya, satu-satunya tujuan Rusia di Suriah adalah memerangi terorisme. Dan kami percaya bahwa koordinasi yang lebih baik dari upaya Rusia dan Amerika akan memberikan kontribusi untuk mengejar tujuan yang efektif ini, serta untuk solusi diplomatik dari krisis Suriah,” kata Melnik.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3158 seconds (0.1#10.140)