Suu Kyi Terkejut Diwawancarai soal Pembantaian Muslim di Myanmar

Sabtu, 26 Maret 2016 - 14:23 WIB
Suu Kyi Terkejut Diwawancarai soal Pembantaian Muslim di Myanmar
Suu Kyi Terkejut Diwawancarai soal Pembantaian Muslim di Myanmar
A A A
RANGOON - Politikus Myanmar peraih Hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, terkejut ketika diwawancarai perihal sikapnya yang kurang bersimpati atas pembantaian warga Muslim di negaranya. Dia tidak menyangka jika yang mewawancarainya seorang jurnalis Muslim.

Jurnalis Muslim yang membuat Suu Kyi terkejut itu adalah penyiar BBC, Mishal Husain.

Suu Kyi mulai mengeluh ketika dia berulang kali diminta Mishal Husain untuk mengutuk sentimen anti-Muslim di Myanmar selama wawancara di program Today.”Saya rasa ada banyak, banyak umat Budha yang juga telah meninggalkan negara ini karena berbagai alasan,” kata Suu Kyi.

Ini adalah hasil dari penderitaan kita di bawah rezim diktator,” lanjut Suu Kyi, yang terkesan menghindari permintaan jurnalis itu.

Di sela-sela off-air, tiba-tiba terdengar keluhan dari Suu Kyi. ”Tidak ada yang bilang saya akan diwawancarai oleh seorang Muslim,” ucapnya, seperti dikutip IB Times, Sabtu (26/3/2016).

Pemimpin dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) berusia 70 tahun itu terkenal setelah menjalani tahanan rumah selama 15 tahun dan meraih Hadiah Nobel Perdamaian. Namun, dia menjadi sorotan dunia ketika bungkam soal pembantaian warga Muslim Rohingya di Myanmar.

Keluhan Suu Kyi itu diabadikan dalam biografi baru yang berjudul The Lady and the Generals: Aung San Suu Kyi and Burma's Struggle for Freedom” yang ditulis jurnalis Peter Popham.

Saya pikir itu layak termasuk dalam buku karena hanya feed ke dalam ambiguitas posisinya mengenai masalah ini, kata Popham.

Salah satu, ada kekaguman besar untuk dia, kisah hidupnya dan keberaniannya, tapi tak seorang pun percaya lagi, bahwa dia adalah orang yang tanpa kesalahan, tanpa prasangka dan memiliki keterbatasan,” ujarnya.

Ada hal menarik lain tentang sosok Suu Kyi dan pengaruh Muslim dalam kehidupannya. Dia memiliki pacar pertama asal Pakistan yang merupakan warga Muslim. Kemudian, sosok yang membujuknya untuk terjun ke dunia politik pada tahun 1998 adalah seorang intelektual Muslim Myanmar yang menonjol.

(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4748 seconds (0.1#10.140)