China Hujat Pasukan AS sebagai Pemerkosa, Pembunuh & Penculik

Jum'at, 11 Maret 2016 - 08:42 WIB
China Hujat Pasukan AS sebagai Pemerkosa, Pembunuh & Penculik
China Hujat Pasukan AS sebagai Pemerkosa, Pembunuh & Penculik
A A A
NEW YORK - Pemerintah China mengatakan bahwa Beijing tidak akan menerima kritik soal rekor pelanggaran hak asasi manusia dari Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, China menghujat AS atas pemerkosaan, pembunuhan dan penculikan oleh pasukannya di berbagai negara.

AS terkenal karena melanggar tahanan di penjara Guantanamo, kekerasan senjata yang merajalela, rasisme adalah malaise berakar,” kata diplomat China, Fu Cong, di forum Dewan HAM PBB, pada hari Kamis.


Amerika Serikat menyadap berskala besar ekstra-teritorial, menggunakan drone untuk menyerang warga sipil tak berdosa di negara lain, pasukannya di tanah asing melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap orang-orang lokal. Ia melakukan penculikan luar negeri dan menggunakan penjara hitam,” ujar Fu seperti dikutip Reuters, Jumat (11/3/2016).

Komentar keras China muncul untuk menanggapi pernyataan bersama yang dibuat oleh AS dan sebelas negara lain, termasuk Jepang, Australia, dan negara-negara Eropa utara.


Pernyataan bersama itu berisi kecaman pada Beijing atas penahanan terhadap pengacara dan aktivis, serta tindakan keras secara keseluruhan yang melanggar HAM.

Tindakan ini bertentangan dengan hukum China sendiri dan komitmen internasional. Tindakan ekstra-teritorial yang tidak dapat diterima, keluar dari langkah dan harapan masyarakat internasional, dan tantangan untuk tatanan internasional,” bunyi pernyataan bersama yang dibacakan oleh Duta Besar AS, Keith Harper.


Di awal sesi forum, Kepala HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein, memberikan pidato di mana pihaknya mencatat soal pola yang sangat mengkhawatirkan atas penangkapan para pembangkang di China pada pertengahan Februari.


Selain menghujat AS, diplomat China juga mengecam Jepang yang menolak tanggung jawab atas perekrutan sekitar 100 ribu "wanita penghibur" di negara-negara Asia selama Perang Dunia II. Tentara Jepang selama Perang Dunia II dituduh melakukan perbudakan seksual pada wanita-wanita Asia, termasuk Indonesia, China, Korea dan Filipina.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4918 seconds (0.1#10.140)