Waswas Perang Yakuza Pecah, Polisi Jepang Bentuk Unit Khusus

Selasa, 08 Maret 2016 - 08:32 WIB
Waswas Perang Yakuza Pecah, Polisi Jepang Bentuk Unit Khusus
Waswas Perang Yakuza Pecah, Polisi Jepang Bentuk Unit Khusus
A A A
KOBE - Badan Kepolisian Nasional Jepang menyatakan perpecahan kelompok Yakuza Yamaguchi-gumi, di Kobe barat telah memicu perang satu sama lain. Polisi Jepang kini membentuk unit khusus untuk membendung dampak perang Yakuza itu.

Petugas polisi telah melakukan serangkaian penggerebekan dan penangkapan sejak akhir tahun lalu setelah kelompok Yakuza Yamaguchi-gumi mengalami perpecahan, menyusul pembeletoan beberapa pemimpin top kelompok itu yang akhirnya membentuk Yakuza sempalan.

Yakuza merupakan nama khas kelompok kejahatan terorganisir terbesar di Jepang. Kelompok ini tak jauh berbeda dengan Mafia di Italia dan Triad di China.

Langkah polisi membentuk unit khusus itu untuk mengantisipasi agar pertumpahan darah antar-Yakuza pada tahun 1980-an tidak terulang lagi di Jepang.

Kelompok berada dalam keadaan perang terhadap satu sama lain dan mendirikan markas khusus untuk mengintensifkan tanggapan mereka,” demikian laporan Jiji Press, mengutip Bandan Kepolisian Nasional Jepang, semalam (7/3/2016).

Badan Kepolisian itu tidak memberikan konfirmasi secara resmi, namun polisi sibuk menyelidiki lonjakan kekerasan yang diduga melibatkan kelompok Yakuza.


Seorang juru bicara polisi setempat, menyatakan ada dua peluru yang ditemukan kemarin di kantor loyalis kelompok Yakuza sempalan baru di Kota Mito, sebelah timur laut dari Tokyo.

Tiga lubang peluru juga terlihat bersarang di dinding, tapi tidak ada yang terluka. Insiden itu terjadi setelah polisi menangkap seorang gangster berusia 40 tahun karena membawa truk mencurigakan yang di parkir di depan kantor kelompok baru itu pada hari Sabtu.

Kami menduga ada dua kasus yang merupakan bagian dari konflik baru-baru ini antara Yamaguchi-gumi dan kelompok sempalannya,” ujar juru bicara polisi Mito yang menolak diidentifikasi. ”Kami memperkuat keamanan dan memonitor perkembangan lebih lanjut,” imbuh dia kepada AFP.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3298 seconds (0.1#10.140)