Roket Terus Dilacak, Kemampuan Korut untuk Serang AS Meningkat

WASHINGTON - Komando Strategi Amerika Serikat (AS) mengaku masih terus melacak dua objek yang diluncurkan Korea Utara (Korut), yang diyakini merupakan roket jarak jauh. Mantan pejabat militer AS mengakui ada peningkatan kemampuan Korut untuk menyerang Washington.

”Peluncuran ini, ditambah dengan uji coba nuklir baru-baru ini, menunjukkan kemajuan lebih lanjut dalam teknologi yang diperlukan guna meningkatkan kemampuan Korut untuk menyerang wilayah Amerika Serikat, Alaska atau Hawaii,” kata Ken Todorov, seorang pensiunan brigadir jenderal dan mantan wakil direktur Badan Pertahanan Rudal AS, kepada Reuters, Selasa (9/2/2016).

“Sekarang ancaman lebih serius,” katanya lagi.

Di saat Komando Strategi AS terus melacak roket Korut, para pejabat tinggi militer AS, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang dijadwalkan melakukan diskusi.

Kepala Staf Gabungan militer AS, Jenderal Joseph Dunford, telah berada di Hawaii. Dia akan melakukan teleconference video dengan Kepala Staf Gabungan Militer Korsel, Jenderal Lee Sun-jin. Sedangkan Kepala Pasukan Bela Diri Jepang, Admiral Katsutoshi Kawano, belum ada kepastian untuk ikut dalam diskusi itu.

Para pejabat militer AS menyatakan bahwa sistem rudal pertahanan THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) benar-benar dibutuhkan Korsel, karena ancaman dari Korut semakin serius.

AS sebelumnya juga berencana menumpuk sistem rudal pertahanan THAAD di Asia. Namun, rencana itu dikecam China.

Beijing beralasan, penumpukan sistem rudal THAAD di Asia oleh AS bisa mengganggu kepentingan keamanan negara lain di Asia. ”Ketika mengejar keamanan sendiri, satu negara tidak seharusnya merusak kepentingan keamanan orang lain,” kesal juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam sebuah pernyataan kecaman terhadap rencana AS itu.