Turki Ancam Balas Sanksi terhadap Rusia

Rabu, 09 Desember 2015 - 08:31 WIB
Turki Ancam Balas Sanksi terhadap Rusia
Turki Ancam Balas Sanksi terhadap Rusia
A A A
ANKARA - Turki mengancam untuk mempertimbangkan membalas sanksi terhadap Rusia. Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Turki, Ahmet Davutoglu.

Rusia telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki setelah Ankara menolak meminta maaf pada Moskow atas penembakan pesawat jet pembom S-24 Kremlin di perbatasan Suriah-Turki. Sanski ekonomi dari Rusia itu bisa membuat Turki kehilangan pendapatan sekitar USD9 miliar atau sekitar Rp125 triliun.

(Baca: Ribut dengan Rusia, Turki Bisa Kehilangan Rp125 Triliun)

”Jika merasa perlu, kami akan memperkenalkan sanksi pembalasan,” kata Davutoglu. Menurutnya, kabinet Turki telah membahas langkah-langkah yang mungkin untuk merealisasikan sanksi pembalasan terhadap Rusia itu.

”Tapi kami berharap bahwa krisis dengan Rusia akan diatasi dan tidak akan ada kebutuhan untuk menggunakan langkah-langkah ini,” lanjut Davutoglu, seperti dikutip AFP, Rabu (9/12/2015). ”Kami siap untuk segala jenis diskusi dengan Rusia, namun kami tidak akan pernah menerima untuk didikte.”

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, telah menyerukan Rusia untuk membatalkan sanksi ekonomi terhadap Turki. ”Ekonomi dan perdagangan selalu mengambil posisi khusus dalam hubungan bilateral kita. Kami percaya tidak benar karena insiden menyedihkan untuk memungkinkan merusak hubungan kita, yang telah mengembangkan basis yang kuat atas upaya bertahun-tahun," katanya.

(Baca juga: Turki Serukan Rusia Batalkan Sanksi Ekonomi)

Dia mengatakan, kedua negara telah berbagi pemahaman perdagangan dan hubungan ekonomi yang tidak boleh dipengaruhi oleh perselisihan politik.

“Dari eskalasi ketegangan saat ini, kita harus dengan darah dingin dan sesegera mungkin mengatasi periode ini dan kembali (memulihkan) hubungan kami. Kita harus keberatan, jika insiden menyedihkan ini akan menanggung risiko konsekuensi abadi dan akan membangun ancaman konsekuensi abadi, juga akan berisi bahaya yang merumitkan hubungan antara rakyat kita,” lanjut dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4843 seconds (0.1#10.140)