Dikeroyok Banyak Negara, ISIS Mulai Bentengi Raqqa

Selasa, 24 November 2015 - 15:14 WIB
Dikeroyok Banyak Negara, ISIS Mulai Bentengi Raqqa
Dikeroyok Banyak Negara, ISIS Mulai Bentengi Raqqa
A A A
RAQQA - Kelompok ISIS dilaporkan mulai “membentengi” Raqqa, kota di Suriah yang diklaim sebagai ibu kota kelompok itu setelah banyak negara bersiap-siap menyerang secara besar-besaran.

Kelompok aktivis “Raqqa is being Silently Slaughtered” (RBBS) melaporkan, bahwa kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) “membentengi” Raqqa dengan cara menggencarkan layanan wajib militer dan memutus akses internet publik.

Bahkan, media InggrisThe Independent, dalam laporannya menyebut ISIS mulai membangun bunker bawah tanah di Raqqa menjelang serangan besar-besaran dari berbagai negara.

Prancis telah mengkonfirmasi serangan besar-besaran mulai Senin kemarin. Setidaknya 12 pesawat jet tempur melesat dari kapal induk nuklir Prancis yang berada di Laut Mediterania. Rusia juga terus meluncurkan serangan besarnya terhadap basis-basis ISIS. Kedua negara itu bahkan telah bekerja sama, termasuk bertukar data.

China sebelumnya juga telah menyatakan perang terhadap ISIS setelah salah satu warganya yang disandera telah dieksekusi dengan cara dipenggal. Kemudian, Inggris juga memberi sinyal akan meluncurkan serangan besar terhadap basis-basis ISIS di Suriah meski masih menunggu “restu” parlemen.

Sedangkan Amerika Serikat (AS) yang jadi pemimpin koalisi internasional anti-ISIS membidik Raqqa. Hal itu disampaikan Utusan Khusus pasukan AS, Brett McGurk kepada CBS. ”(Serangan) difokuskan untuk mengisolasi ibu kota ISIS di Raqqa,” katanya yang juga dilansir Herald Sun, Selasa (24/11/2015).

Menurut McGurk, koalisi juga mencoba untuk memotong akses rute utama ISIS dari Raqqa (Suriah) ke Mosul (Irak). Rute itulah yang selama ini jadi jalur utama pasokan logistik ISIS.

Kelompok aktivis RBBS menyatakan, ISIS baru-baru ini menggencarkan layanan wajib militer di Raqqa, di mana semua orang yang berusia di atas 14 tahun masuk daftar wajib militer ISIS.

Kantor berita Associated Press juga melaporkan bahwa kelompok ISIS telah menanggapi serangan Suriah dengan mencegah warga sipil untuk meninggalkan Raqqa. Langkah itu merupakan cara ISIS menggunakan warga sipil sebagai “perisai manusia”.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3890 seconds (0.1#10.140)